RADARNESIA.COM – Presiden Prancis Emmanuel Macron dan sang istri, Brigitte Macron, mengambil langkah hukum yang tidak biasa: menyewa firma investigasi swasta asal Amerika Serikat untuk menyelidiki penyiar podcast sayap kanan Candace Owens. Langkah ini dilakukan sebelum mereka mengajukan gugatan pencemaran nama baik di Pengadilan Tinggi Delaware, AS.

Menurut Financial Times, gugatan setebal 219 halaman yang diajukan pada Juli lalu itu menuduh Owens memimpin “kampanye penghinaan global” terhadap Brigitte Macron, dikutip dari laman advocate, Rabu (13/8/2025).

Melalui serial YouTube delapan episode dan unggahan di media sosial, Owens menyebarkan klaim palsu bernada transfobia, termasuk tuduhan bahwa Ibu Negara Prancis adalah transgender yang mengambil identitas saudara laki-lakinya, serta teori absurd bahwa Macron merupakan hasil eksperimen pengendalian pikiran CIA. Owens bahkan mengklaim keduanya adalah saudara kandung.

Untuk memperkuat gugatan, Macron menunjuk Nardello & Co., firma investigasi yang dipimpin mantan jaksa federal Dan Nardello. Tim penyidik menelusuri pernyataan publik Owens, hubungan politiknya dengan tokoh sayap kanan di Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat, hingga kemunculannya di media yang dikendalikan pemerintah Rusia.

Hasil investigasi menemukan bahwa teori konspirasi ini pertama kali muncul di blog berbahasa Spanyol pada 2017, menyebar ke Prancis pada 2021, lalu kembali dipopulerkan pada 2023 oleh aktivis sayap kanan Prancis, Xavier Poussard. Owens mulai membicarakan rumor itu pada Maret 2024 di acara miliknya, kemudian mengundang Poussard untuk wawancara penuh. Serial tersebut kemudian diliput intensif oleh media Rusia.

Tim investigasi juga mencatat partisipasi Owens dalam konferensi nasionalis di Paris pada 2019 bersama politisi Marion Maréchal, serta interaksinya secara daring dengan ideolog nasionalis Rusia, Alexander Dugin.

Kasus ini masuk dalam pola pelecehan daring yang dikenal sebagai “transvestigasi”, di mana tokoh publik menjadi sasaran klaim palsu bahwa mereka diam-diam adalah transgender. Owens membantah gugatan Macron, namun sejumlah sekutunya meragukan peluangnya.

Pengacara sayap kanan Robert Barnes, yang pernah mewakili Alex Jones, menyebut di platform X bahwa Owens “mengatakan beberapa kebohongan paling bodoh dan jelas yang bisa dikatakan” dan “punya peluang 0 persen untuk menang di pengadilan.”

Pengacara Macron, Thomas Clare, menegaskan kepada Financial Times bahwa pasangan tersebut siap bersaksi di Delaware. Hingga kini, jadwal persidangan belum ditetapkan.