Radarnesia.com – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) memperkuat posisinya dalam mendukung transisi energi dan pengembangan industri hilir guna memenuhi tuntutan global terhadap dekarbonisasi, efisiensi energi, dan kelestarian lingkungan.

Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah menjalin kerja sama dengan dengan tiga mitra internasional, yakni SumiSaujana TCM Chemicals Sdn Bhd dan SPCI HELM dari Malaysia, serta Topsoe A/S dari Denmark. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) di Grha Pertamina, Jakarta.

Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman, menyampaikan kerja sama ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menjajaki potensi pengembangan proyek Wet Gas Sulphuric Acid (WSA) di Refinery Unit KPI di Indonesia. Saat ini industri energi tengah menghadapi tuntutan besar untuk melakukan dekarbonisasi dan meningkatkan efisiensi energi.

Teknologi WSA merupakan salah satu jawaban dari tantangan tersebut, karena mampu mengubah gas buang dari proses kilang, yang mengandung acid gas, menjadi produk asam sulfat bernilai tinggi.

“Produk ini sangat dibutuhkan oleh berbagai sektor industri hilir di Indonesia, seperti industri pupuk, kimia dasar, pertambangan, metalurgi, hingga petrokimia. Melalui kolaborasi yang saling menguntungkan, kami berkomitmen menciptakan solusi yang inovatif dan berkelanjutan,” ujar Taufik dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 24 Desember 2025.

Selain menghasilkan produk komersial bernilai tinggi, teknologi WSA juga menghasilkan energi panas dari proses konversi yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan uap (steam), sehingga meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi emisi secara signifikan.

Taufik menambahkan, kerja sama ini akan dijalankan dengan skema Build-Own-Operate-Transfer (BOOT), di mana para mitra akan bersama-sama mengevaluasi kelayakan teknis dan komersial proyek. Topsoe akan berperan sebagai penyedia teknologi (licensor), sementara SPCI HELM akan menjadi calon pembeli (offtaker) produk asam sulfat yang dihasilkan.

Lingkup kerja sama

Adapun, SumiSaujana akan memimpin evaluasi teknis dan komersial proyek, memanfaatkan keahliannya di bidang bahan kimia khusus untuk industri kilang. KPI sendiri akan menyediakan akses ke data teknis dan operasional yang dibutuhkan untuk menilai kelayakan proyek, memfasilitasi kunjungan lokasi, serta mengevaluasi proposal yang diajukan.

Direktur Eksekutif sekaligus CEO SumiSaujana Encik Norazlam Bin Norbi mengatakan, ini merupakan langkah penting bagi SumiSaujana untuk memperluas perannya dari sekadar penyedia bahan kimia khusus, menjadi mitra solusi kilang yang lebih terintegrasi di kawasan ini.

Meski masih dalam tahap evaluasi dan penjajakan, lanjut dia, kerja sama ini membuka kesempatan bagi SumiSaujana untuk menerapkan keahlian teknis, memperkuat kehadiran regional, dan membangun fondasi untuk keterlibatan jangka panjang dalam proyek infrastruktur kilang berskala besar

“Dengan menjalin kerja sama dengan KPI, TOPSOE, dan SPCI HELM, kami dapat bersama-sama menilai kelayakan teknis dan komersial dari konversi gas asam kilang menjadi produk bernilai tambah, sekaligus mendukung kinerja lingkungan yang lebih baik melalui pendekatan limbah menjadi nilai,” terang Encik Norazlam.

Lebih lanjut, Taufik menegaskan, inisiatif ini selaras dengan strategi transisi energi Pertamina untuk mendukung target Net Zero Emission 2060 dan penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Kerja sama ini juga menjadi dasar untuk pertukaran data dan studi kelayakan yang akan mengarah pada tahap selanjutnya, yaitu penandatanganan Heads of Agreement (HoA).

“Kami percaya kolaborasi ini akan menjadi contoh nyata bagaimana pengembangan bisnis dan kerja sama dapat berjalan seiring untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan. PT KPI berkomitmen untuk memastikan implementasi MoU ini berjalan efektif, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh pemangku kepentingan,” tegas Taufik.