Radarnesia.com – Terletak di ujung utara Pulau Sulawesi, Provinsi Gorontalo menyimpan keindahan alam dan budaya yang masih jarang terjamah wisatawan.

Dari pulau berbentuk hati hingga berenang bersama hiu paus, provinsi ini menawarkan pengalaman liburan yang tak terlupakan. Gorontalo juga dikenal sebagai “Serambi Madinah” dengan masjid-masjid yang unik.

Namun, di balik julukan tersebut, Gorontalo juga menyimpan potensi wisata yang menarik dan tidak perlu diragukan lagi. Wisata yang bisa dikunjungi mulai dari alam hingga sejarah.

Dengan kondisi tersebut, Gorontalo behasil menunjukkan kinerja positif di sektor pariwisata, dengan catatan jumlah pergerakan wisatawan yang mencapai 3,7 juta sepanjang tahun 2024, namun menghadapi tantangan yaitu minimnya Sumber Daya Manusia (SDM) pariwisata yang berkualitas dan siap kerja.

Guna menjawab tantangan tersebut, Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo menggelar pertemuan dengan sejumlah kepala program studi perguruan tinggi dan kepala SMK Pariwisata se-Provinsi Gorontalo.

Pertemuan yang berlangsung di Aula Kantor Dinas Pariwisata itu dipimpin oleh Kepala Dinas Pariwisata Aryanto Husain, dengan agenda utama memperkuat sinergi antara pemerintah, dunia kampus, dan sekolah.

Aryanto mengatakan, pengembangan pariwisata Gorontalo ke depan tidak hanya berorientasi pada ekonomi, tetapi harus seimbang dengan aspek sosial dan lingkungan.

Konsep itu diwujudkan melalui komitmen pengembangan pariwisata berkelanjutan yang berbasis pada potensi Geopark.

Aryanto menyatakan, kebutuhan mendesak akan SDM pariwisata yang mumpuni dan mengharapkan lembaga pendidikan dapat mencetak lulusan yang kompeten dan siap diserap industri.

Ia mengaparesiasi kontribusi lembaga pendidikan dalam mendukung sektor pariwisata selama ini. SMK Negeri 1 Limboto dan SMK Bina Mandiri Bone Bolango menyiapkan siswa dengan keahlian di bidang layanan pariwisata, perhotelan, dan ekowisata.

Sementara, Universitas Negeri Gorontalo, Universitas Muhammadiyah Gorontalo, dan Bina Taruna turut berperan melalui program pendidikan, penelitian, serta pengabdian masyarakat yang berfokus pada pengelolaan destinasi wisata dan perencanaan wilayah.

Rapat terebut menghasilkan kesepakatan dan komitmen dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan berbasis geopark, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, penguatan gerakan sadar wisata, dan kolaborasi lintas sektor untuk menciptakan inovasi baru di bidang pariwisata. “Kami akan membuat agenda bersama seperti gerakan bersih pantai dan penanaman pohon di destinasi dengan melibatkan para guru dan siswa,” ujarnya.