RADARNESIA.COM – Bangunan megah berwarna merah, Vihara Hok Ann Kiong Bengkalis yang usianya mencapai lebih kurang dua abad, kini tinggal kenangan bagi para leluhur masyarakat Tionghoa Bengkalis. Pasalnya Vihara bersejarah tersebut sudah dihancurkan dan akan diganti dengan bangunan baru.

Bangunan Vihara Hok Ann Kiong Bengkalis di Jalan Yos Sudarso Bengkalis, yang dibangun di masa zaman penjajahan Belanda pada tahun 1828 saat ini kondisi bangunannya sudah mulai dirobohkan oleh pekerja yang sudah ditunjuk oleh Yayasan Vihara.

Namun sebelum bangunan Vihara Hok Ann Kiong Bengkalis ini dirobohkan, pihak Yayasan Vihara Hok Ann Kiong Bengkalis, sudah membangun duplikat vihara yang terletak di depan vihara lama, dengan bentuk yang serupa.

Viharaa bersejarah tersebut, dulunya terletak di jantung kota Bengkalis, yang dikelilingi oleh pasar Terubuk, sebelum pindah ke tempat yang baru. Kini keramaian di tempat itu, selalu lengang, karena para pedagang dan juga masyarakat tidak lagi memanfaatkan lokasi itu untuk berbelanja.

Namun pada perayaan tertentu, khususnya bagi umat Budha, Vihara Hok Ann Kiong Bengkalis menjadi tujuan utama. Baik di kalangan umat Budha, maupun masyarakat umum yang ingin melihat kegiatan perayaan.

Terhadap revitalisasi Vihara Hok Ann Kiong, Humas Yayasan Vihara Hok Ann Kiong Bengkalis, Herman Kesuma yang dijumpai di lokasi pemugaran Vihara, Rabu (11/9) lalu menyebutkan, bangunan Vihara Hok Ann Kiong Bengkalis dibangun pada tahun 1828 atau hampir dua abad ini kondisinya memang sangat memprihatinkan.

“Kami melakukan revitalisasi vihara. Selain karena kapasitasnya kecil, juga kondisi bangunannya banyak yang sudah lapuk dimakan usia,” ujarnya.

Ia menyebutkan, ini juga sudah melalui tahapan yang sangat panjang. Baik menggelar pertemuan dengan instansi pemerintah terkait, maupun dari internal umat Budha.

Namun katanya lagi, revitalisasi ini juga atas petunjuk Budha, termasuk prosesi ritualnya juga sesuai petunjuk. Karena pihaknya tak mungkin melakukan secara pribadi, namun melalui musyawarah yang panjang.

“Ini kan bangunan tua, yang usiannya hampir 2 abad. Tentu ada pro dan kontra. Tapi kita tetap meminta petunjuk Sang Budha, sehingga kompleks vihara yang akan direvitalisasi sesuai arahan Sang Budha,” ujarnya.

Herman juga menyebutkan, bahan material bekas bangunan vihara ini juga tidak boleh sembarangan dibangun dan harus ada petunjuk dari Sang Budha. Makanya material bekas bangunan ini tetap disimpan di kompleks vihara sampai ada arahan, apakah bisa dimanfaatkan atau harus ditanam di kompleks vihara.

Saat ini, para pekerja bangunan sudah meruntuhkan bagian atap bangunan vihara dan secara bertahap akan diratakan dengan tanah. “Tentu ini akan digangun kembali dengan bentuk yang lebih baik dan modern. Tentunya mampu menampung umat Budha lebih ramai lagi,” jelas Herman.***