RADARNESIA.COM – Sosialisasi pengawasan partisipatif kali ini digelar di Kota Bogor. Tepatnya di Masjid Raya Bogor pada Minggu 17 Desember 2023.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia (Bawaslu RI) diikuti ratusan ibu-ibu dari Badan Koordinasi Majelis Taklim Masjid (BKMM) Kota Bogor.
Anggota Bawaslu RI, Lolly Suhenty mengatakan, kegiatan sosialisasi pengawasan partisipatif yang melibatkan ibu-ibu di BKMM ini menjadi penting.
Sebab, isu Pemilu, khususnya dalam pengawasan itu harus sampai ke masyarakat, dan nantinya masyarakat tergerak untuk melakukan pengawasan secara mandiri di lingkungannya masing-masing.
“Alhamdulillah dengan komunitas Ngajadi, Ngalatih Jadi Daiyyah di BKMM Kota Bogor ini Insya Allah nanti dari 1 orang yang hadir akan menjadi 10 informasi yang sampai, dan 10 informasi yang sampai akan menjadi 100,” kata Lolly Suhenty.
Menurut dia, melalui ibu-ibu yang tergabung dalam BKMM, akan terjadi percepatan informasinya ke masyarakat.
“Itulah kenapa kami pilih dengan BKMM,” ucap dia.
Menurut Lolly Suhenty, ada dua hal yang disampaikan Bawaslu RI ke ratusan ibu-ibu BKMM Kota Bogor.
Pertama, pihaknya memberikan pemahaman mengenai apa saja bentuk pelanggaran-pelanggaran, di dalam tahapan kampanye yang saat ini sedang berjalan.
“Jadi dalam sebuah peristiwa seperti apa terjadinya pelanggaran itu, maka itu yang disampaikan. Kita kan pasti cantolannya ke Pasal 280,” ucap perempuan yang menjabat sebagai Koordinator Bidang Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Hubungan Masyarakat pada Bawaslu RI itu.
Kemudian, dilanjutkan Lolly Suhenty, setelah mereka paham apa saja yang masuk kategori pelanggaran dalam Pemilu, mereka akan diajak untuk berani melaporkan apabila menemukan adanya dugaan pelanggaran Pemilu.
“Dan itulah esensinya ibu-ibu ini menjadi pengawas partisipatif, berani melaporkan saat menemukan dugaan pelanggaran ke Bawaslu,” ungkap Lolly Suhenty.
“Jadi tidak main hakim sendiri, tidak kemudian menjadi tidak jelas informasi yang disampaikan, justru begitu mereka menjadi pengawas partisipatif mereka tahu kemana mereka harus melaporkan,” lanjut dia.
Diharapkan, dengan bergabungnya BKMM Kota Bogor sebagai pengawas partisipatif di Pemilu 2024 ini, minimal informasi mengenai pemahaman apa saja bentuk pelanggaran-pelanggaran di dalam tahapan kampanye yang saat ini sedang berjalan, juga diketahui masyarakat secara luas.
“Dengan Daiyyah yang bergabung dan tau setelah mendapatkan informasi, mereka kan pasti juga akan mengisi di majelis taklim yang lain, diharapkan ini disampaikan ke masyarakat luas sehingga informasinya akan cepat,” harap Lolly Suhenty.
“Percepatannya itu secara jumlah atau kuantitas itu akan terukur. Nah inilah kenapa kemudian Ngajadi ini menjadi sangat strategis perannya pada Pemilu 2024,” ujar Anggota Bawaslu RI ini.
Disinggung apakah pengawas partisipatif hanya menyasar kalangan ibu-ibu di majelis taklim, Anggota Bawaslu RI itu mengungkapkan, bahwa seluruh stakeholder dilibatkan, dan dijadikan simpul-simpul pengawasan partisipatif, baik dari kalangan masyarakat adat, pemilih pemula, budayawan hingga kelompok seniman dan sebagainya.
“Pada intinya seluruh warga negara yang sudah punya hak pilih maka mereka bisa menjadi pengawas partisipatif. Kenapa, karena target kita setiap orang ngawasin TPS- lnya sendiri atau lingkungannya sendiri,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua BKMM Kota Bogor, Heny Nuraini mengapresiasi upaya yang dilakukan Bawaslu RI, untuk melibatkan pihaknya.
Daiyyah yang mayoritas adalah para perempuan ini, sangat riskan menjadi sasaran orang-orang yang memang berkepenting di Pemilu.
“Insya Allah kami ibu-ibu yang ada di Ngajadi akan menjadi pengawas, dan paling tidak menjadi pemilih yang cerdas di 2024,” tandas Heny Nurain.