RADARNESIA.COM – Drs. H. Cek Endra, Ketua DPD Golkar Provinsi Jambi yang juga Anggota komisi XII DPR RI Shalat Idul Adha bersama Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia. CE tampak berdiri berdiri dalam satu shaf dengan Bahlil dan pengurus inti DPP di Masjid Ainul Hikmah, Kantor DPP Partai Golkar Jakarta, Jumat 6 Juni 2025.
Selain menjadi momen silaturahmi dan doa, juga ajang pertemuan pikiran dan arah. Cek Endra tampak berdiri, duduk, dan berdiskusi hangat dengan Bahlil sebelum dan sesudah salat. Tak ada sorotan media. Tapi, justru dalam ketenangan seperti itulah, biasanya arah partai ditentukan.
“Dihari penuh berkah ini, mari kita berbagi dan peduli sesama. Selamat Idul Adha,” ujar Cek Endra.
Ini bukan pertama kalinya Cek Endra tampil beriringan dengan DPP. Sejak Bahlil menakhodai partai, CE adalah salah satu ketua DPD yang konsisten menjaga hubungan vertikal—tak hanya dalam acara resmi, tapi juga dalam momentum personal.
Kehadiran mantan Bupati Sarolangun dua periode di momen Idul Adha ini memperlihatkan posisi batin dan politik yang selaras dengan DPP. Satu irama, satu nafas. Dan dalam kultur Golkar, kedekatan batin kerap lebih menentukan dari apapun.
Golkar Jambi tengah bersiap menuju Musyawarah Daerah (Musda) pada Juni ini. Di saat sebagian pihak mulai bermanjver, Cek Endra justru bergerak sunyi, membangun jalur kepercayaan pusat. Ia tak banyak bicara. Tapi ia hadir di tempat yang tepat, bersama orang yang tepat, pada waktu yang sangat tepat.
Sepanjang dua tahun terakhir, rekam interaksi CE dan Bahlil mengindikasikan pola konsolidasi yang erat. CE kerap hadir dalam beberapa pertemuan nasional partai yang tertutup.
Kerap disebut sebagai figur senior yang ikut merumuskan agenda daerah berbasis platform pusat. Didatangi beberapa kader muda Golkar yang kini menjabat di pusat. Tak selalu harus dengan suara keras—kadang, posisi di barisan depan salat bisa lebih kuat daripada koar-koar internal.
“Pak Cek Endra adalah salah satu ketua DPD yang punya akses kuat dan tenang ke DPP. Beliau tipe pembangun jalan panjang,” ujar seorang fungsionaris Golkar pusat.
Sementara dari Jambi, muncul beragam interpretasi. Ada yang menyebut ini sebagai penguatan. Ada pula yang mulai berhitung ulang.
Golkar sebagai partai besar selalu menghadapi riak menjelang Musda. Tapi partai ini juga tahu, bahwa menjaga keseimbangan antara kekuatan pusat dan daerah adalah syarat utama untuk tetap relevan.
Dalam hal ini, figur seperti Cek Endra yang punya jejak kuat di daerah dan dipercaya pusat, jadi poros stabilisasi.
Idul Adha bukan hanya tentang kurban. Ia juga tentang ketulusan, pengabdian, dan keikhlasan. Cek Endra mungkin tak banyak bicara soal Musda. Tapi ia sudah bicara banyak dengan posisi dan kehadirannya.
Jika ingin tahu siapa yang akan dipercaya partai ke depan, lihatlah siapa yang dipercaya Ketum hari ini. (Sumber jambilink)