Radarnesia.com – Hari ini Gubernur Riau Abdul Wahid resmi dianugerahi gelar adat Datuk Seri Setia Amanah oleh Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau. Acara dikemas dalam sebuah upacara adat yang khidmat dan penuh makna, pada Sabtu (5/7/2025), di Balai Adat Melayu Riau, Jalan Diponegoro, Pekanbaru.

LAM Riau menyisipkan satu sesi khusus yang menyentuh hati, yakni pembacaan riwayat hidup sang gubernur oleh sahabat lamanya, Zulkarnain yang juga pernah menjadi kolega Abdul Wahid di DPRD Provinsi Riau.

Zulkarnain menyampaikan dengan penuh haru bahwa Abdul Wahid bukanlah seorang pewaris, melainkan perintis. “Abdul Wahid menempuh jalan panjang dari desa terpencil hingga menjadi pemimpin tertinggi di Provinsi Riau,” ucapnya.

Dari Sungai Simbar ke Balai Adat

Abdul Wahid lahir pada 21 November 1980 di Dusun Anak Pria, Kampung Belaras, Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir. Ia merupakan anak ketiga dari enam bersaudara, buah hati pasangan almarhum Rusman dan almarhumah Hajjah Asura.

Saat masih bayi, Wahid bersama keluarganya hijrah ke Kampung Sungai Simbar, Kecamatan Kateman—wilayah pesisir yang berbatasan dengan Laut Cina Selatan. Hidup di kampung itu penuh tantangan. Ketika ayahnya wafat saat Wahid berusia 10 tahun, ia harus membantu sang ibu mengelola kebun kelapa untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Meski hidup dalam keterbatasan, Wahid tetap semangat menempuh pendidikan. Ia menyelesaikan SD dan MTs di kampungnya, lalu menimba ilmu agama di Pondok Pesantren Ashabul Yamin di Sumatera Barat. Atas dorongan ibunya, ia melanjutkan pendidikan tinggi di UIN Suska Riau, dan meraih gelar Magister Ilmu Politik dari Universitas Riau pada tahun 2021.

Aktif di Organisasi, Tangguh di Politik

Kecintaannya pada pergerakan dan organisasi dimulai sejak muda. Ia aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan kemudian bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Wahid dipercaya sebagai Wakil Sekretaris DPW PKB Riau dua periode, dan menjabat Ketua Dewan Syuro PKB Riau sejak 2011.

Di luar partai, Wahid juga aktif sebagai Wakil Ketua PW Nahdlatul Ulama Riau, Pembina Persatuan Tarbiyah Islamiyah Riau, dan Ketua Umum PTMSI Provinsi Riau.

Perjalanan politik Wahid dimulai dari DPRD Provinsi Riau, di mana ia menjabat selama dua periode (2009–2019). Ia kemudian terpilih sebagai anggota DPR RI pada 2019 dan menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Legislasi DPR RI.

Namun, pada 2024 ia memutuskan mundur dari DPR RI dan mencalonkan diri sebagai Gubernur Riau, berpasangan dengan SF Hariyanto. Keduanya memenangi Pilkada dan Abdul Wahid resmi dilantik sebagai Gubernur Riau oleh Presiden Prabowo Subianto pada 20 Februari 2025.

Keluarga dan Prinsip Kehidupan

Dalam pembacaan riwayat tersebut, Zulkarnain menekankan bahwa kekuatan utama Abdul Wahid adalah keluarganya, terutama sosok istrinya, Henny Sasmita, yang senantiasa setia mendampingi dan mendoakan dalam setiap perjuangan.

“Kini, anak yatim dari kampung kecil Sungai Simbar telah menjadi pemimpin rakyat dan pembawa amanah adat. Ia bukan hanya milik rakyat Riau, tetapi juga kebanggaan Melayu,” ujar Zulkarnain.

Pembacaan riwayat hidup tersebut disambut haru oleh para tamu undangan, tokoh adat, dan masyarakat yang hadir. Momentum ini menjadi pengingat bahwa kepemimpinan yang besar selalu tumbuh dari akar perjuangan yang kuat.