RADARNESIA.COM – Isu viral yang menyebut dua anak di Kota Jambi, Haikal dan Wulan, menjadi korban “pembuangan” oleh ibu kandung mereka, telah menyentak empati publik. Namun, sebuah kunjungan kepedulian yang diinisiasi oleh figur-figur publik setempat justru berhasil meluruskan narasi menyesatkan tersebut. Pada sebuah sore yang penuh kehangatan, Anggota Komisi IV DPRD Kota Jambi, Menno Eka Desthya, S.ST., MKM., bersama Wakil Rektor II IAIMA Jambi, M. Saleh Azim, dan Owner Missoan, Diva Radit, turun langsung mengunjungi kediaman kedua anak tersebut.
Ketiga tokoh ini tergerak oleh rasa kemanusiaan dan tanggung jawab sosial. Mereka datang dengan niat tulus untuk memastikan kebenaran berita yang beredar dan memberikan dukungan moral. Namun, apa yang terjadi di lokasi kunjungan jauh lebih menyentuh dan mendalam daripada sekadar isu viral.
Di rumah sederhana itu, para tamu disambut oleh Ibu Camelia, bibi yang selama ini dengan penuh pengorbanan merawat Haikal dan Wulan. Suasana haru segera menyelimuti ruangan saat Ibu Camelia membuka suara. Ia mengucapkan terima kasih atas kepedulian para tamu, tetapi dengan suara bergetar, ia memohon bantuan untuk membersihkan nama baik keluarganya dari tudingan publik.
“Kami menyampaikan terima kasih atas kedatangan bapak dan ibu hari ini. Tetapi, kami juga meminta tolong agar kehadiran bapak di sini menjadi jalan untuk menyampaikan ke publik bahwa berita anak dibuang orang tua itu tidak benar,” pinta Ibu Camelia sambil menyeka air mata.
Ibu Camelia menegaskan bahwa tudingan “dibuang” telah menjadi pukulan berat bagi kondisi psikologis Haikal dan Wulan. Di lingkungan sekolah, kedua anak ini menjadi sasaran bullying dan ejekan teman-temannya. Sebuah beban emosional yang tidak seharusnya mereka tanggung.
”Itu tidak benar dibuang, yang benar itu dititipkan,” tegasnya, meluruskan. Ia menjelaskan bahwa perpisahan ibu kandung mereka, yang kini berada di Jawa, terjadi akibat perceraian dan faktor ekonomi. Penyerahan Haikal dan Wulan kepada dirinya, selaku bibi, adalah bentuk penitipan yang dilandasi kesepakatan dan tanggung jawab.
“Anak kami di sekolah dibully dan diejek-ejek kawannya. Saya atas nama bibinya mohon sangat, meminta informasi tersebut diperbaiki namanya. Memang benar ibunya telah lama pergi ke Jawa, akan tetapi ibunya menitipkan ke saya, dan berpisah karena bercerai karena ekonomi, maka dititipkan ke saya selaku bibinya. Hal itu tidak benar kata dibuang,” jelas Ibu Camelia, mengakhiri kesalahpahaman yang menyesakkan dada.
M. Saleh Azim dan Diva Radit, yang turut menyaksikan momen haru itu, memberikan pandangan mereka. M. Saleh Azim, Wakil Rektor II IAIMA Jambi, menyoroti bahaya penyebaran informasi tanpa verifikasi.
”Kisah ini menjadi pengingat penting bagi kita semua di era digital.
Kecepatan penyebaran informasi seringkali mengorbankan akurasi dan integritas. Sebagai insan akademis, saya sungguh prihatin melihat dampak bullying yang menimpa anak-anak akibat berita yang tidak terverifikasi,” ujar Saleh Azim. Ia menambahkan, pihaknya harus bahu-membahu mengembalikan nama baik keluarga ini dan memastikan pemulihan mental anak-anak, sebab kepedulian harus selalu berlandaskan fakta.
Senada dengan itu, Diva Radit, Owner Missoan, menawarkan perspektif dari sisi kemanusiaan dan tanggung jawab komunitas pengusaha.
”Saya datang bukan hanya sebagai pengusaha, tetapi sebagai sesama warga Jambi yang tergerak. Kita melihat perjuangan Ibu Camelia merawat Haikal dan Wulan. Setelah isu ini diluruskan, kita semua harus fokus memberikan dukungan konkret, tidak hanya simpati. Ini mengajarkan kita tentang tanggung jawab sosial yang nyata terhadap lingkungan sekitar,” tutur Diva Radit, mendorong aksi nyata dari masyarakat.
Menno Eka Desthya, sebagai wakil rakyat yang menginisiasi kunjungan, menyatakan keprihatinan mendalamnya. Ia berjanji akan segera menggunakan platformnya untuk meluruskan isu ini kepada publik agar tidak berkepanjangan.
”Kita cukup prihatin atas peristiwa ini. Meskipun demikian, kita akan luruskan ke publik agar isu ini tidak berlarut-larut. Perhatian kita tentu tertuju pada rasa kepedulian,” ujar Menno, Kamis malam (6/11/2025).
Komitmen Menno melampaui klarifikasi semata. Ia menyatakan akan fokus pada pendidikan dan kesejahteraan sosial Haikal dan Wulan, berjanji untuk mengubah keprihatinan menjadi tindak lanjut konkret. Menno akan segera memfasilitasi bantuan dari Pemerintah Kota Jambi, menunjukkan bahwa kepedulian yang sejati harus berujung pada solusi.
Langkah-langkah nyata yang akan segera diperjuangkan Menno meliputi pengajuan bantuan Modal Usaha, Menno akan segera berkoordinasi dengan Wali Kota Jambi, Dr. dr H. Maulana, MKM, untuk memohon bantuan modal usaha bagi Ibu Camelia. Harapannya, kemandirian ekonomi Ibu Camelia dapat tercipta, memastikan kebutuhan Haikal dan Wulan terpenuhi dan Perjuangan Bedah Rumah: Persoalan kelayakan hunian juga menjadi perhatian. Menno berjanji akan memperjuangkan program bedah rumah.
”Tak itu saja, kami sangat memperhatikan dan lebih fokus pada perhatian pendidikannya. Begitu juga dengan bantuan sosial. Saya akan segera berkoordinasi dengan Wali Kota dan bagaimana segala perwujudan ini akan dapat dibantu,” tegas Menno, memberikan harapan baru bagi keluarga tersebut.
Kunjungan kepedulian ini tidak hanya berhasil menghentikan spekulasi negatif yang viral, tetapi juga berhasil menghasilkan janji-janji aksi nyata. Para tokoh Jambi menunjukkan bahwa tanggung jawab publik bukan hanya tentang politik, tetapi juga tentang hati nurani dan upaya konkret untuk membantu sesama. (Red)











