lRADARNESIA.COM – Daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) menunjukkan semangat luar biasa dalam mendukung visi Pendidikan Bermutu untuk Semua. Dalam Konsolidasi Nasional Pendidikan Dasar dan Menengah 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), sejumlah perwakilan daerah menyampaikan praktik baik dan komitmen mereka untuk terus mendorong kemajuan pendidikan di wilayah masing-masing.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menegaskan bahwa pendidikan adalah kunci utama menuju Indonesia Emas 2045. Ia menyoroti pentingnya kolaborasi antara pusat dan daerah, khususnya dalam mendukung penguatan sumber daya manusia (SDM).
“Kemendikdasmen terus berupaya mewujudkan Asta Cita Presiden, terutama dalam penguatan SDM melalui pendidikan yang berkualitas dan merata,” kata Mu’ti di Depok, Rabu (30/4/2025).
Dari wilayah barat Indonesia, Kabupaten Nias, Sumatra Utara, menyuarakan harapan besar. Kepala Dinas Pendidikan Kharisman Halawa mengatakan bahwa pihaknya tengah mengupayakan revitalisasi sekolah dan terus melakukan inovasi pembelajaran, meskipun masih menghadapi kendala infrastruktur.
“Kami perlu dukungan bukan hanya anggaran, tapi juga motivasi. Guru dan siswa kami bahkan telah mewakili Sumut di tingkat nasional,” jelas Kharisman.
Dari Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatra Selatan, Kepala Dinas Pendidikan Zazili menyebut bahwa program Kemendikdasmen membantu menyinergikan kebijakan pusat-daerah. Ia memaparkan beberapa praktik baik seperti kelompok belajar guru dan gerakan literasi.
“Meskipun daerah 3T, kami terus berbenah. Kami butuh kebijakan yang padu, terutama untuk peningkatan infrastruktur dan kesejahteraan guru,” ujarnya.
Sementara itu, dari ujung timur Indonesia, Kabupaten Sarmi, Papua, melalui Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Fransina Padwa, mengapresiasi program Revitalisasi Sekolah dan penempatan guru P3K di sekolah swasta. Menurutnya, kebijakan tersebut memberi harapan nyata bagi pemerataan tenaga pendidik di daerah terpencil.
“Kami bahkan tengah menyiapkan program pendidikan gratis mulai tahun ajaran 2025/2026. Ini bentuk komitmen kami,” tutur Fransina.
Melalui kegiatan konsolidasi ini, Kemendikdasmen ingin memastikan bahwa kebijakan nasional betul-betul menjawab kebutuhan daerah, terutama wilayah 3T. Kolaborasi, kepekaan wilayah, dan dukungan konkret dari semua pihak menjadi fondasi penting menuju pendidikan yang inklusif dan berkeadilan.
“Pendidikan bermutu bukan hanya cita-cita nasional, tapi kerja bersama seluruh elemen bangsa,” tutup Mu’ti.