Radarnesia.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Pemerintah Kota Sibolga terus mempercepat penanganan darurat pascabanjir dan tanah longsor akibat curah hujan tinggi yang terjadi pada 23–26 November 2025. Bencana tersebut melanda empat kecamatan di Kota Sibolga, Provinsi Sumatra Utara, yakni Kecamatan Sibolga Utara, Sibolga Selatan, Sibolga Sambas, dan Sibolga Kota, akibat meluapnya Sungai Aek Doras dan Sungai Aek Parira.

Seiring dengan penanganan darurat, upaya pemulihan jangka menengah dan panjang mulai dijalankan. BNPB bersama pemerintah daerah melakukan peninjauan rencana relokasi hunian tetap (huntap) bagi warga terdampak di lahan Bukit Parambunan, Kecamatan Sibolga Selatan, pada Minggu (14/12/2025). “Peninjauan tersebut dilaksanakan bekerja sama dengan Tim Budha Tzu Chi dan Menteri Permukiman guna memastikan masyarakat terdampak memperoleh hunian yang aman dan layak,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatin) BNPB Abdul Muhari dalam keteranganya.

Pemulihan layanan dasar juga terus dilakukan. Pasokan listrik dari PLN telah kembali mengalir di sejumlah wilayah terdampak. Distribusi air bersih dari PDAM mulai berjalan meskipun kualitas air masih keruh, dan jangkauan layanan terus diperluas.

Jaringan telepon seluler dan internet pun berangsur pulih untuk mendukung komunikasi masyarakat.

Ketersediaan kebutuhan pokok bagi warga terdampak tetap terjaga melalui dapur umum. BNPB juga memfasilitasi distribusi air bersih ke 19 titik lokasi bagi masyarakat yang belum terlayani PDAM.

Selain itu, cadangan beras pemerintah sebanyak 26.219 kilogram serta stok beras Bulog sebesar 69.700 kilogram disiagakan untuk mendukung kebutuhan masyarakat Kota Sibolga.

Berbagai kegiatan tanggap darurat dilakukan di lapangan, antara lain normalisasi Sungai Aek Doras dan Sungai Aek Parira menggunakan alat berat, pembersihan jalan yang tertutup lumpur, serta pengoperasian dapur umum di Kecamatan Sibolga Utara, yakni Kelurahan Simare-mare dan Angin Nauli, serta Kecamatan Sibolga Selatan di Kelurahan Aek Manis

Pemulihan ekonomi masyarakat juga menjadi perhatian. Aktivitas perekonomian mulai berangsur pulih, meskipun harga kebutuhan pokok di pasar tradisional masih relatif tinggi akibat pasokan yang belum sepenuhnya normal.

Pemerintah Kota Sibolga menetapkan status tanggap darurat sejak 25 November hingga 9 Desember 2025 dan memperpanjangnya hingga 24 Desember 2025.

Sejumlah layanan terus diberikan kepada warga terdampak, antara lain layanan trauma healing, pelayanan kesehatan, distribusi sembako dan gas LPG, normalisasi sungai, pembersihan jalan, serta pendampingan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.

BNPB berkoordinasi dengan kementerian, lembaga tingkat provinsi, dan organisasi nonpemerintah untuk memastikan seluruh bantuan tersalurkan tepat sasaran.

Selama proses pemulihan infrastruktur, pemenuhan kebutuhan mendesak masyarakat tetap menjadi prioritas agar warga dapat kembali menjalani aktivitas sehari-hari.

Adapun kebutuhan mendesak saat ini meliputi pompa air, pembalut wanita, gas LPG, serta pakaian dan perlengkapan sekolah bagi anak-anak tingkat SD, SMP, dan SMA. BNPB memastikan penyaluran bantuan dilakukan tepat waktu melalui koordinasi dengan pemerintah daerah, Gubernur Sumatera Utara, serta LAZISMU Kabupaten Asahan.

Dalam penanganan kemanusiaan, BNPB telah menyalurkan berbagai bantuan logistik, antara lain tenda keluarga, sarden, kornet, minyak sayur, mi instan, pop mi, susu, tepung, serta pembalut wanita.

Dukungan tambahan juga datang dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara berupa air mineral, beras, sarden dan kornet, mi instan, minyak goreng, susu bayi, biskuit, popok bayi dan dewasa, terpal, pakaian layak pakai, selimut, paket sembako, kasur lipat, sarung, makanan penambah gizi, kertas minyak, dan obat-obatan.

Selain itu, lembaga kemanusiaan LAZISMU Kabupaten Asahan turut menyalurkan bantuan berupa karpet plastik, gula, pakaian, obat-obatan, terpal, susu kental manis, perlengkapan mandi dan bayi, air mineral, mi instan, beras, minyak goreng, biskuit, lilin, sambal, kecap, teh, sabun, sampo, pasta gigi, kopi, ikan teri, sandal, serta tambahan beras.

Seluruh bantuan tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar masyarakat terdampak selama masa pemulihan.

Update Data Bencana Kota Sibolga

Bencana banjir dan tanah longsor di Kota Sibolga tercatat mengakibatkan 54 orang meninggal dunia, satu orang hilang, dan 61 orang luka-luka, dengan rincian 49 orang menjalani perawatan jalan dan 12 orang dirawat inap. Jumlah pengungsi mencapai 2.096 orang yang tersebar di 35 titik pengungsian.

Rincian pengungsi meliputi Kecamatan Sibolga Utara sebanyak 1.229 orang, Kecamatan Sibolga Selatan 771 orang, Kecamatan Sibolga Kota 86 orang, dan Kecamatan Sibolga Sambas 10 orang. Para pengungsi terus mendapatkan bantuan dan pendampingan dari pemerintah daerah serta relawan.

Kerusakan infrastruktur juga cukup signifikan. Sebanyak 648 rumah dilaporkan mengalami kerusakan, terdiri atas 229 rumah rusak ringan, 82 rusak sedang, dan 337 rusak berat.

Selain itu, tercatat kerusakan pada 11 rumah ibadah, 11 gedung sekolah, dua jembatan, 11 ruas jalan, lima fasilitas gedung pemerintah, serta sembilan titik lampu penerangan jalan umum.

Pemerintah daerah bersama BNPB terus melakukan penanganan darurat, evakuasi, serta percepatan pemulihan infrastruktur guna mendukung keselamatan dan mobilitas masyarakat.