RADARNESIA.COM – Forum Jurnalis Migas (FJM) Jambi yang dibentuk sejak 2014, kembali menggelar Media Gathering FJM Jambi 2024 sebagai bentuk apresiasi dan refleksi atas perjalanan 22 tahun mengawal isu seputar industri hulu migas. Media Gathering yang digelar di Kalibata House 21 dihadiri oleh para jurnalis dari Provinsi Jambi, perwakilan SKK Migas, serta pelaku industri energi, Senin (9/9/2024).
Agenda utama Media Gathering FJM Jambi 2024 kali ini membahas tantangan dan peluang di sektor hulu migas. Tentunya, dalam mendukung ketahanan energi nasional.
Ketua FJM Jambi, Mursyid Sonsang menyampaikan apresiasi atas diselenggarakannya Media Gathering FJM Jambi. Mursyid Sonsang juga menyoroti kontribusi signifikan yang telah diberikan oleh SKK Migas bagi bangsa dan negara, terutama dalam menyumbang pendapatan negara melalui APBN.
“Rasa syukur dan bahagia atas terselenggaranya kegiatan. Sekaligus menjadi ajang silaturahmi dan diskusi antara para jurnalis serta pemangku kepentingan di sektor migas” kata Mursyid Sonsang.
“SKK Migas telah banyak memberikan sumbangsih, baik dalam hal mendongkrak APBN maupun mendukung pembangunan daerah,” sambung Mursyid.
Ketua FJM Jambi juga mengapresiasi upaya keras SKK Migas dalam mencapai target produksi satu juta barel minyak per hari, yang telah dicanangkan oleh pemerintah.
Target satu juta barel dari pemerintah terus menjadi fokus utama. SKK Migas bekerja sangat keras untuk mencapainya, meski tantangan di sektor ini semakin kompleks. Mursyid Sonsang juga berharap agar di masa depan, lebih banyak sumur-sumur migas baru dapat ditemukan, khususnya di wilayah Sumbagsel untuk semakin memperkuat produksi energi nasional.
Mursyid mengenang perjalanan awal terbentuknya FJM Jambi, yang dimulai dengan hanya 30 anggota dan lima pendiri. Kini, organisasi tersebut telah berkembang pesat dengan 60 anggota aktif yang terus berperan aktif dalam mengawal informasi terkait sektor migas di Jambi dan sekitarnya.
Dalam perjalanan selama 10 tahun, saat ini Forum Jurnalis Migas Jambi semakin berkembang. Sekarang, anggota FJM Jambi berjumlah 55 orang dan 5 orang pendiri.
Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan Regional 1 – Sumatera Ruby Mulyawan diwakili Senior Manager Relations Regional 1 Yudi Nugraha menjelaskan, PT Pertamina Hulu Rokan sebagi bagian dari Pertamina merupakan salah satu KKKS yang mengemban peran yang strategis dalam mendukung ketahanan energi nasional. PHR didirikan sejak 20 Desember 2018 dengan amanah untuk mengelola Operasi Hulu di seluruh Sumatra mulai dari Aceh sampai Lampung, Zona 1 sampai Zona 4.
Pertamina EP Field Jambi merupakan salah satu lapangan di wilayah Zona 1 dengan besaran wilayah 5,751 KM². Wilayah Kerja ini meliputi 1 kota dan 2 kabupaten, struktur Kenali Asam, Tempino, Simpang Tuan, Bungin Batu, Setiti, Puspa Asri, Ketaling, Panerokan, Sengeti, Sungai Gelam, dan Bajubang. Produksi Pertamina EP Field Jambi sebesar 4.556 BOPD dengan target tahun 2024 adalah sebesar 4.808 BOPD.
Pihaknya menargetkan 13 pengeboran baru pada tahun 2024. Adanya temuan temuan baru yang berpotensi menambah gairah baru migas di Jambi seperti lapangan Puspa Asri dan berharap temuan berikutnya.
“Lapangan Jambi sebagai bagian dari PHR merupakan amanah bagi kami untuk tidak hanya fokus dalam peningkatan produksi, tetapi juga dalam memastikan bahwa kegiatan operasi kami berjalan dengan aman, efisien, dan berwawasan lingkungan yang selamat baik untuk operasi, lingkungan dan masyarat sekitar,” katanya.
Ia berharap keberadaan PHR yang juga merupakan bagian dari Masyarakat berdampak luas dengan komitmen program Corporate Social Responsibility (CSR) yang memiliki “multiplier effect”, yang dikenal dengan TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) berupa Pendidikan Sekolah PAUD Alam di Desa Talang Belido, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui peningkatan UMKM di Desa Lopak Alai, Kelurahan Kenali Asam Atas dan Kenali Asam Bawah, program pertanian di Desa Kebon IX, Talang Belido dan Pompa Air, Bajubang.
Lalu dari segi kesehatan adalah program Pencegahan stunting dan gizi buruk di Kecamatan Kumpeh Ulu. Pelestarian lingkungan melalui kegiatan penanaman pohon di sekitar wilayah perusahaan.
Selain kelima hal tersebut di atas, issue yang cukup sensitive secara sosial maupun keselamatan di wilayah Sumatra pada umumnya adalah operasi beresiko tinggi terhadap keselamatan lingkungan dan Masyarakat yaitu illegal drilling dan illegal tapping.
“Sudah sering kita mendengar kejadian kecelakaan, bahkan sampai kehilangan nyawa dari operasi illegal ini, belum termasuk tumpahan minyak yang merusak lingkungan. Tentu kita semua berharap hal seperti ini tidak boleh terjadi Jambi dan operasi migas lainnya di Indonesia,” ucapnya.
Menurutnya, disinilah peran Media yang sangat kritikal, untuk sama- sama bersinergi untuk membangun pemahaman yang baik di masyarakat mengenai keselamatan kerja, perlindungan lingkungan dan masyarakat termasuk menekan angka illegal drilling.
Publikasi dan pemberitaan positif terkait berbagai program CSR dan program program penunjang produksi lainnya yang akan memberikan dampak positif baik langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat di wilayah operasi, selanjutnya membangun pemahaman peran industri migas dalam hal ini Pertamina dalam pembangunan dan pemenuhan ketahanan energi nasional.
“Mari kita dalam hal ini industri dan media bersama SKK Migas saling bersinergi untuk mendukung pilar utama dalam program menuju 1 Juta BOPD minyak dan 12 BSCFD gas di tahun 2030. Terima kasih atas kontribusi rekan-rekan Media selama ini dalam membangun sinergi dan kolaborasi membangun komunikasi terbuka dan berimbang kepada masyarakat untuk membangun daerah operasi yang kita sama- sama cintai ini,” ucapnya.
Ia juga berharap kegiatan Media Gathering tersebut dapat makin mempererat hubungan silaturahmi yang telah terjalin selama ini sehingga semakin aktif dalam memberikan dukungan dan kolaborasi dalam menyampaikan informasi yang akurat.
“Saya ucapkan terimakasih dan apresiasi yang tinggi kepada seluruh pihak khususnya kawan-kawan insan pers yang tercakup dalam wadah FJM Jambi.atas kontribusi dan dukungannya sampai hari ini dan kemudian hari terhadap kegiatan usaha Hulu MigasMigas, ” ujar Kepala SKK Migas Wilayah Sumbagsel, Anggono Mahendrawan.
Anggono yang membuka acara tersebut mengharapkan dapat menjadi pertemuan yang akan memunculkan ide-ide terbaik, gagasan-gagasan terbaik yang menjadi momentum peningkatan wawasan terhadap Hulu Migas.
“Kami SKK Migas – KKKS mengharapkan agar silaturahmi dapat kita pupuk terus menerus, selain itu kami juga mengharapkan dukungan kawan-kawan FJM Jambi dalam kelancaran kegiatan operasional hulu migas di wilayah Sumbagsel, demi peningkatan produksi Nasional, serta untuk mewujudkan produksi yang telah dicanangkan pemerintah RI yakni mencapai produksi 1 juta BOPD dan 12 BSCFD di tahun 2030. Tentunya pencapaian tersebut tidak mudah direalisasikan tanpa kerjasama dan sinergi diantara kita, ” jelas Anggono.