Radarnesia.com – Musibah banjir yang terjadi di Jembrana pada Jumat 7 Juli 2023 lalu, berdampak serius pada warga. Warga harus mengungsi selama beberapa lama.
Pantauan pada Selasa 11 Juli 2023, warga kesulitan mengakses air bersih karena sumur masih terendam air banjir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana harus menyuplai air bersih.
Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra mengatakan, ada 24 titik lokasi bencana di seluruh Jembrana. Sebagian besar merupakan bencana banjir. Dari pemetaan BPBD Jembrana, kondisi terparah terjadi di Desa Pengembangan, Kecamatan Negara, dan Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan. Bahkan dampak banjir masih terasa hingga kemarin.
“Karena banjir yang terjadi, warga mengalami kekurangan air bersih. Sumur warga tercemar air banjir,” jelas Agus.
Untuk mengatasi kekurangan air bersih tersebut, pihaknya memasang tandon penampungan air. Di Desa Gumbrih ada dua unit tandon air yang dipasang. “Kalau di Gumbrih, kebutuhan air bersih sedikit. Tidak setiap hari mengisi ulang,” ungkapnya.
Sementara di Desa Pengambengan, ada lima unit tandon air yang dipasang. Selain itu BPBD juga menyiagakan satu unit mobil tangki air yang siap digerakkan sewaktu-waktu saat warga membutuhkan air bersih. Seluruh tandon air diisi rutin dua kali sehari. Total ada 20 ribu liter air yang disiapkan.
Agus menyatakan suplai air bersih akan dilakukan selama warga membutuhkan air bersih. Ia memperkirakan suplai air akan dilakukan sepekan mendatang. Sebab sumur-sumur warga masih terendam air banjir. Sehingga butuh waktu agar air kembali jernih dan siap dikonsumsi.
Terkait penanganan banjir di Pengambengan, BPBD menyatakan ada 1.484 kepala keluarga yang terdampak banjir. BPBD mengerahkan lima unit mesin pompa air untuk menyedot air yang masih merendam pemukiman warga. “Di beberapa titik lokasi, air lebih sulit surut karena tidak ada saluran drainase yang memadai,” ungkapnya.