Radarnesia.com – Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyatakan bahwa Israel terpaksa menghentikan serangan militernya terhadap Iran setelah menerima “hukuman yang berat dan bersejarah” dari rakyat Iran dan angkatan bersenjanya. Pernyataan ini disampaikan dalam pidato pada Selasa, 24 Juni 2025.

Pezeshkian memuji keteguhan rakyat Iran yang disebutnya “berani dan teguh” dalam menghadapi agresi militer. Ia mengklaim bahwa Israel menghentikan serangannya secara sepihak setelah mengalami kerusakan besar akibat serangan balasan Iran.

Iran meluncurkan ratusan rudal balistik ke sejumlah lokasi militer strategis Israel dalam 22 fase serangan bertajuk Operasi True Promise III.

Presiden Pezeshkian menggambarkan kerugian yang dialami Israel sebagai “tak terbayangkan”, dan mengklaim bahwa Tel Aviv telah meminta penghentian serangan melalui jalur diplomasi tidak langsung yang dimediasi negara Barat.

Sehari sebelumnya, Presiden AS Donald Trump secara terbuka mengumumkan bahwa Israel akan menghentikan aksi militer terhadap Iran, menyusul rentetan rudal yang ditembakkan Iran ke pangkalan militer AS di Qatar.

Pezeshkian menuding lawan-lawan Iran telah gagal mencapai tujuan mereka—yakni merusak infrastruktur penting dan menghentikan program nuklir Iran. Ia juga menyesalkan bahwa serangan dilakukan ketika Teheran tengah berupaya menempuh jalur diplomasi. “Sejarah tidak akan melupakan pengkhianatan mereka yang menyerang bahkan saat kami duduk di meja perundingan,” ujarnya.

Diketahui, serangan Israel terhadap Iran dilancarkan hanya dua hari sebelum rencana putaran keenam perundingan tidak langsung di Muscat. Rencana tersebut akhirnya dibatalkan. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan bahwa dialog tidak bisa dilanjutkan selama Amerika Serikat masih terlibat aktif dalam konflik militer antara Israel dan Iran.