Radarnesia.com – Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Mark Rutte mendesak para sekutu untuk mempercepat inovasi dan investasi di bidang bioteknologi guna memperkuat keunggulan militer aliansi.
Ketika berbicara pada Konferensi Bioteknologi pertama NATO di Belgia, Rutte menggambarkan acara tersebut sebagai “langkah yang berarti” untuk meningkatkan kolaborasi dan memanfaatkan potensi bioteknologi.
“Memajukan inovasi di bidang bioteknologi merupakan bagian penting dari hal ini. Ini akan membantu memastikan militer kita memiliki kemampuan terbaik dan tercanggih,” ujarnya.
Dia menekankan bahwa pertahanan modern membutuhkan lebih dari sekadar aset militer tradisional.
“Untuk tetap aman, kita tidak hanya membutuhkan tank, jet, kapal, drone, dan amunisi. Kita juga perlu mengembangkan, memperoleh, dan mengintegrasikan bioteknologi ke dalam kemampuan pertahanan kita,” katanya.
Dia memperingatkan bahwa pesaing seperti China dan Rusia telah berkembang pesat di bidang tersebut.
Dia mencatat bahwa “pendanaan publik untuk penelitian bioteknologi China mencapai setidaknya $3 miliar (sekitar Rp49,7 triliun) pada 2023” dan bahwa “strategi China di bidang ini mempersenjatai rantai pasokan dan pembatasan perdagangan.”
Dia juga menuduh Rusia menggunakan bioteknologi untuk tujuan rahasia.
“Rusia ingin mengeksploitasi alat-alat berbahaya, seperti program senjata biologisnya, yang dapat digunakannya untuk melawan musuh-musuhnya,” ujarnya.
“Kita tidak boleh membiarkan mereka memanfaatkan keuntungan ini,” Rutte memperingatkan, merujuk pada China, Rusia, dan negara-negara lain, termasuk Korea Utara dan Iran.
Menyoroti kemajuan NATO sendiri, dia merujuk pada Strategi Bioteknologi & Peningkatan Manusia aliansi tersebut dan karya Akselerator Inovasi Pertahanan untuk Atlantik Utara (DIANA), yang telah mendanai “total 28 perusahaan bioteknologi yang menjanjikan” selama dua tahun terakhir.
Dia mengatakan bioteknologi telah digunakan dalam konteks militer, termasuk telemedis, penyediaan darah, dan teknologi yang dapat dikenakan yang memantau kelelahan dan tanda-tanda awal trauma.
“Penggunaan teknologi ini meningkatkan kemampuan fisik, kognitif, dan juga sensorik. Ini membuat kita lebih kuat, dan membuat kita lebih aman,” kata Rutte.
Menutup sambutannya, dia menyerukan kepada sekutu “untuk meningkatkan upaya guna memastikan kita tetap berada di garda terdepan dalam revolusi bioteknologi,” dengan mengatakan bahwa NATO memiliki “infrastruktur kelas satu, tenaga kerja yang sangat terampil, kemampuan penelitian dan pengembangan yang kuat, dan masih banyak lagi.”









