Radarnesia.com – Kabar baik datang dari dunia kesehatan nasional. Layanan Immunotherapy Nusantara by Terawan, sebuah inovasi terapi imun tanpa efek samping karya anak bangsa, kini resmi tersedia di Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RSPPN) Soedirman, Jakarta Selatan.

Peresmian layanan ini dilakukan oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin. Terapi ini digagas dan dipimpin oleh Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad (K), yang saat ini menjabat sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Kesehatan.

Layanan ini tidak hanya diperuntukkan bagi prajurit TNI, tapi juga dapat diakses masyarakat umum yang ingin menjaga daya tahan tubuh dan mencegah penyakit secara alami.

Apa Itu Immunotherapy Nusantara?

Immunotherapy Nusantara merupakan metode terapi personal (personalized therapy) berbasis sel dendritik, yakni sel imun yang diambil dari darah pasien sendiri. Sebanyak 40 cc darah akan diambil, lalu diolah selama tujuh hari di laboratorium khusus hingga menjadi semimature dendritic cells (sel dendritik semi-matang).

Menurut dr. Terawan, terapi ini bekerja dengan cara menyeimbangkan sistem kekebalan tubuh. Bila imunitas berlebih (seperti pada autoimun dan alergi), sel dendritik akan menurunkannya. Sebaliknya, jika imunitas rendah, terapi ini membantu meningkatkannya secara alami. “Inilah terapi yang benar-benar alami dan tanpa efek samping karena menggunakan sistem imun pasien sendiri. Zero side effect, zero chemical,” jelas dr. Terawan.

Selain meningkatkan imunitas, Immunotherapy Nusantara juga dipercaya memiliki efek antiinflamasi kuat yang membantu mencegah penyakit degeneratif, termasuk Alzheimer, gangguan saraf, dan peradangan kronis.

Manfaat dan Akses Layanan

Layanan Immunotherapy Nusantara kini menjadi salah satu unggulan RSPPN Soedirman, yang berada di bawah Kementerian Pertahanan. Selain melayani prajurit TNI, keluarga, dan purnawirawan, masyarakat umum juga dapat mengakses layanan ini dengan rujukan medis sesuai hasil konsultasi dokter.

Adapun tahapan layanan meliputi:

1. Pemeriksaan kesehatan awal untuk memastikan kondisi pasien.

2. Pengambilan darah sebanyak 40 cc.

3. Proses pengolahan sel dendritik selama tujuh hari, dan Penyuntikan kembali sel dendritik hasil olahan ke tubuh pasien.

Prosedur tersebut dilakukan oleh tim medis bersertifikat dengan standar keamanan tinggi di fasilitas laboratorium modern milik RSPPN Soedirman.

Selain Immunotherapy Nusantara, rumah sakit ini juga membuka layanan Digital Subtraction Angiography (DSA) — teknologi pencitraan canggih untuk mendeteksi gangguan pembuluh darah, jantung, dan otak secara akurat.

Turut hadir dalam peresmian layanan ini Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, yang menyampaikan dukungan terhadap penguatan peran RSPPN sebagai pusat riset dan pelayanan medis berbasis inovasi nasional.

Langkah ini menjadi wujud nyata sinergi sektor pertahanan dan kesehatan dalam mewujudkan kemandirian bangsa di bidang medis.