Radarnesia.com – Pemerintah mempercepat pemulihan wilayah terdampak banjir dan longsor di Provinsi Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat dengan memastikan akses jalan utama kembali fungsional serta distribusi logistik berjalan optimal. Perbaikan infrastruktur menjadi kunci percepatan penanganan pengungsi dan pemulihan layanan dasar masyarakat.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Abdul Muhari, menegaskan bahwa tim gabungan pemerintah pusat dan daerah bekerja tanpa henti untuk mempercepat pemulihan pascabencana di tiga provinsi terdampak. “Tim di lapangan bekerja terus, tidak berhenti di akhir pekan maupun malam hari. Ini bukti keseriusan pemerintah bersama pemerintah daerah dan seluruh pihak terkait untuk mempercepat pemulihan,” ujar Abdul Muhari, dalam pemaparan perkembangan penanganan pascabencana, Sabtu (27/12/2025).
Abdul Muhari menjelaskan, akses jalan nasional di Sumatra Barat dan Sumatra Utara relatif telah pulih, sementara di Aceh perbaikan menunjukkan kemajuan signifikan. Dua koridor utama, Lintas Barat dan Lintas Timur Aceh, kini kembali fungsional.
Untuk Lintas Timur, jalur strategis yang menghubungkan Banda Aceh–Medan, seluruh ruas jalan yang sebelumnya terputus kini telah dapat dilalui. Jembatan Kuta Blang, yang menjadi titik kritis terakhir, resmi kembali terhubung dan berfungsi penuh sejak Jumat (27/12/2025) siang. “Artinya, jalur utama Lintas Timur kini sudah sepenuhnya fungsional. Ini capaian penting untuk pergerakan orang, barang, dan logistik,” jelas Abdul Muhari.
Sementara itu, jalur Lintas Barat Aceh telah lebih dahulu berfungsi normal. Pekerjaan lanjutan masih difokuskan pada Lintas Tengah dan jalur penghubung Bireuen–Bener Meriah–Takengon–Gayo Lues–Kutacane, dengan progres signifikan dan ditargetkan rampung bertahap hingga akhir Desember.
Berdasarkan rekapitulasi Kementerian Pekerjaan Umum, penanganan longsoran dan kerusakan jalan menunjukkan capaian tinggi. Penanganan titik longsor telah mencapai 89 persen, longsoran tebing 96 persen, longsoran sebagian badan jalan 75 persen, dan perbaikan jalan putus 80 persen. “Satgas jembatan dan tim infrastruktur bekerja siang dan malam untuk memastikan target fungsionalitas jalan tercapai, tidak hanya di Aceh, tetapi juga di sejumlah titik di Sumatra Utara dan Sumatra Barat,” ucapnya.
Ia juga menambahkan, pulihnya akses jalan berdampak langsung pada percepatan distribusi logistik. Hingga saat ini, 1.426 ton logistik telah masuk ke wilayah terdampak dan 1.402 ton telah disalurkan, dengan sisa buffer stock sebagai cadangan.
Untuk Aceh, distribusi logistik masih diperkuat melalui jalur udara dengan puluhan sortie penerbangan, khususnya ke wilayah Aceh Tengah dan Bener Meriah yang masih bergantung pada kondisi cuaca. Sementara itu, Sumatra Utara dan Sumatra Barat mengoptimalkan jalur darat seiring pulihnya akses jalan nasional. “Pemerintah juga memastikan ketersediaan BBM dan LPG, termasuk penyaluran ribuan tabung LPG melalui operasi pasar di wilayah terdampak guna menjaga kebutuhan energi masyarakat,” terangnya.
Seiring membaiknya akses dan distribusi logistik, pemerintah mulai menggeser penanganan dari tanggap darurat menuju transisi darurat. Hingga kini, 19 kabupaten/kota di tiga provinsi telah menetapkan status transisi darurat, sementara empat daerah lainnya masih dalam proses penetapan.
Pada fase ini, pencarian dan pertolongan tetap dilakukan secara selektif, sementara pemerintah mulai menyiapkan rehabilitasi dan rekonstruksi awal, termasuk pembangunan hunian sementara, pembersihan lingkungan, dan pemulihan infrastruktur dasar.







