Radarnesia.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus mengintensifkan upaya mitigasi dan percepatan penanganan bencana di Provinsi Sumatra Utara. Sejumlah langkah strategis ditempuh, termasuk pemulihan infrastruktur terdampak dan pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk mengurangi potensi hujan ekstrem.

Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatra Utara melaporkan perkembangan signifikan dalam penanganan kerusakan infrastruktur yang tersebar di Kabupaten Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, dan Kota Binjai.

Hingga Rabu (10/12/2025), teridentifikasi 171 titik longsor, 27 titik jalan putus, 38 titik jalan amblas, 4 oprit jembatan putus, dan 28 titik genangan banjir. Sebagian besar titik telah tertangani, di antaranya 163 titik longsor, 10 titik jalan putus, 18 titik jalan amblas, 3 titik oprit jembatan, serta seluruh titik banjir yang telah surut.

Meski demikian, empat koridor utama belum dapat dilalui akibat kerusakan berat, yakni Tarutung–Sibolga, Tarutung–Sipirok, Sibolga–Batangtoru, dan Batangtoru–Singkuang. Beberapa lokasi mengalami amblas total pada badan jalan dan kerusakan struktural jembatan sehingga memerlukan penanganan khusus.

Akses ke Kota Sibolga sementara dialihkan melalui rute Sidikalang–Barus–Sibolga. Untuk jalur Tarutung–Sipirok, masyarakat dapat memanfaatkan ruas Siborong-borong–Pangaribuan–Sipirok sepanjang 114 kilometer, meski jalur ini masih terbatas bagi kendaraan kecil karena adanya tiga titik amblas.

Ruas paling terdampak adalah Batas Kota Tarutung–Batas Kabupaten Taput–Sibolga dengan 96 titik kerusakan dan ruas Tarutung–Sipirok dengan 54 titik. Pada ruas Rampa–Poriaha (Mungkur), terdapat 12 titik longsor dan amblas, termasuk tujuh longsor besar yang menyebabkan putus total. Secara keseluruhan terdapat 31 lokasi jalan putus—27 titik badan jalan dan 4 titik jembatan. Dari jumlah itu, 10 titik badan jalan dan 3 titik jembatan telah dapat difungsikan kembali.

Pada ruas Tarutung–Sipirok, penanganan mencapai 50 dari 54 titik, menyisakan satu titik jalan putus di STA 10+125 yang sedang disiapkan badan jalan sementaranya. Di STA 08+200 Desa Pengkolan, akses sudah kembali terbuka, namun proses pemadatan jalan masih terkendala cuaca.

Sementara itu, pada ruas Tarutung–Sibolga, 78 dari 96 titik telah tertangani, meski masih ada longsor besar sepanjang 100–150 meter yang belum dapat dijangkau alat berat.

Untuk mendukung percepatan pemulihan, sebanyak 106 unit alat berat telah dikerahkan, meliputi excavator, loader, backhoe loader, dozer, motor grader, vibro roller, dump truck, dan flat bed truck. Kebutuhan bahan bakar harian sebesar 10.600 liter telah terpenuhi dan suplai tambahan segera dikirimkan.

Material darurat seperti geobag, jembatan bailey, dan aramco juga masih dibutuhkan dalam jumlah besar.

Operasi Modifikasi Cuaca

Pelaksanaan OMC pada Rabu (10/12/2025) dilakukan menggunakan pesawat PK-YNA yang menerbangkan tiga sorti untuk mendukung stabilisasi cuaca di wilayah Sumatera Utara. Sebanyak 3.200 kilogram NaCl disemai selama misi tersebut.

Secara kumulatif, sejak 9–10 Desember, PK-YNA telah menyelesaikan enam sorti dengan total 4.000 kilogram NaCl dan 800 kilogram CaO. Seluruh operasi berlangsung sesuai prosedur dan dalam kondisi aman.

Tim OMC juga tengah menyiapkan sortie keempat dengan sasaran perairan barat Tapanuli Tengah menggunakan 800 kilogram NaCl.

BMKG Sumatra Utara pada Rabu (10/12/2025) pukul 12.50 WIB kembali mengeluarkan peringatan dini potensi hujan sedang hingga lebat disertai kilat dan angin kencang. Wilayah yang berpotensi terdampak meliputi Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, perairan Danau Toba, serta daerah lain seperti Karo, Deli Serdang, Dairi, Mandailing Natal, Nias, Samosir, dan Kota Padangsidimpuan. Masyarakat diminta tetap waspada terhadap risiko banjir, longsor, serta gangguan transportasi.

BNPB berkoordinasi erat dengan pemerintah daerah, BBPJN, TNI/Polri, dan BMKG untuk memastikan penanganan darurat berjalan optimal dan akses masyarakat segera pulih.

Dampak Bencana di Sumatra Utara

Hingga Rabu (10/12/2025) pukul 17.00 WIB, rekapitulasi menunjukkan dampak signifikan yang tersebar di 18 kabupaten/kota. Sebanyak 340 jiwa meninggal, 128 jiwa hilang, dan 651 jiwa luka-luka. Selain itu, bencana telah merusak 11.200 rumah. Infrastruktur publik juga terdampak, meliputi 60 fasilitas pendidikan, 121 jembatan, 80 fasilitas umum, sembilan rumah ibadah, dan satu fasilitas kesehatan.

Jumlah pengungsi tertinggi tercatat di Kabupaten Tapanuli Tengah mencapai 18,3 ribu jiwa, disusul Kabupaten Langkat 15,2 ribu jiwa, Kabupaten Tapanuli Selatan 7 ribu jiwa, Kabupaten Humbang Hasundutan 2,2 ribu jiwa, dan Kota Sibolga 2,1 ribu jiwa. Pemerintah daerah bersama BNPB dan instansi terkait terus memastikan penyaluran bantuan berjalan efektif dan proses rehabilitasi berlangsung cepat.