RADARNESIA.COM – Harga minyak dunia menguat pada penutupan perdagangan Kamis, bangkit dari kerugian awal setelah Gedung Putih menyatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump merasa tidak senang mengetahui Rusia melancarkan serangan rudal dan drone ke Ukraina.

Mengutip CNBC, Jumat (29/8/2025), harga minyak mentah Brent naik 57 sen atau 0,84% menjadi USD 68,62 per barel, sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup naik 45 sen atau 0,7% di level USD 64,60 per barel.

Menurut pejabat Ukraina, Serangan drone dan rudal Rusia pada Kamis pagi menewaskan sedikitnya 21 orang di Kyiv. Di sisi lain, militer Ukraina mengklaim telah menggunakan drone untuk menyerang dua kilang minyak Rusia pada malam sebelumnya.

Sekretaris pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan Presiden Trump akan memberikan pernyataan resmi terkait situasi tersebut pada Kamis malam. Sebelumnya, harga minyak sempat turun sekitar 1% di awal perdagangan, namun berbalik menguat setelah komentar itu muncul.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Selain konflik geopolitik, pelaku pasar juga mencermati respons India terhadap tekanan AS untuk menghentikan impor minyak Rusia. Ketegangan meningkat setelah Trump menggandakan tarif impor dari India hingga 50% pada Rabu lalu.

Meski begitu, para pedagang memperkirakan ekspor minyak Rusia ke India justru akan naik pada September.

Di sisi lain, harga minyak sempat tertekan akibat ekspektasi permintaan bahan bakar yang lebih rendah usai libur panjang Hari Buruh di AS.

Pasokan global juga diperkirakan meningkat seiring rencana OPEC+ menambah produksi 547.000 barel per hari pada September.

“Permintaan yang lebih lemah dan pasokan yang lebih tinggi akan mendorong kenaikan stok minyak, yang akan membebani kontrak berjangka energi di seluruh segmen. Hal ini sejalan dengan transisi musim panas ke musim gugur, ketika permintaan bensin menurun dan kilang beralih ke produksi bahan bakar musim dingin yang lebih murah,” tulis Ritterbusch and Associates dalam catatannya.

Harga minyak juga mendapat tekanan tambahan setelah pasokan minyak mentah Rusia ke Hongaria dan Slovakia melalui pipa Druzhba kembali normal.

Pengiriman sempat terhenti menyusul serangan Ukraina ke wilayah Rusia pekan lalu, menurut perusahaan minyak Hongaria MOL dan Menteri Ekonomi Slovakia.