RADARNESIA.COM – Gedung Televisi lokal JekTV dilalap si jago merah pada Minggu dinihari (27/10/2024). Seorang karyawan JekTV bernama Jemino yang saat terjadi kebakaran berada di ruang operator siaran, berhasil lolos dari kepungan api.

Pantauan di lapangan, jems sapaan akrabnya terlihat duduk terkulai lemas di teras pos satpam setelah berhasil menyelamatkan diri dari peristiwa kebakaran di gedung JekTV. Dadanya merasakan sesak akibat sempat menghirup asap kebakaran.

“Saat itu saya sendirian di kantor. Lagi di ruang mcr, tiba-tiba api membesar dari studio. Minta tolong bantu sama abang satpam yang berjaga di depan biar bisa keluar dari ruangan,” ungkap jems.

Setelah berhasil keluar dari ruang operator siaran, jems kembali ke dalam gedung untuk mengeluarkan sepeda motor miliknya. Ketika itu, motornya sudah dimasukan ke dalam gedung karena dirinya juga bertugas menjaga kantor sampai pagi hari.

Menurut informasi, api diduga berasal dari studio 1 JekTV yang biasa digunakan untuk produksi siaran berita harian. Material ruangan studio yang menggunakan peredam suara dan lantai 2 gedung terbuat dari kayu membuat api semakin cepat menjalar.

Berselang sekitar 15 menit, petugas beserta belasan unit damkar tiba di lokasi untuk segera memadamkan api. Namun karena tiupan angin, kobaran api yang terlanjur membesar menjalar seluruh bagian bangunan gedung.

Berkat kesigapan petugas damkar, api berhasil dipadamkan sehingga tidak menjalar ke bangunan gedung Jambi Ekspres yang berada bersebelahan dengan gedung JekTV. Selain itu, kondisi cuaca diguyur hujan deras juga membantu pemadaman api.

Meski kobaran api sudah padam, petugas tetap melakukan upaya untuk memastikan tidak ada lagi titik api yang masih menyala. Begitupula petugas PLN yang berada di lokasi, melakukan pengecekan pasca kebakaran.

Diketahui, bahwa gedung kantor JekTV berisi sejumlah alat produksi siaran diantaranya kamera, puluhan perangkat komputer dan televisi, serta ruang operator siaran. Sejauh ini belum ada informasi mengenai besaran kerugian diakibatkan kebakaran tersebut.

Gedung yang terbakar mulai difungsikan pertama kalinya tahun 2010. Dari gedung itulah dilahirkan berbagai karya jurnalistik dan hiburan yang kemudian disebar luaskan kepada penonton. Di dalam gedung terdapat sejumlah ruangan, diantaranya studio, ruang redaksi, ruang program, marketing dan produksi.