RADARNESIA.COM – Indonesia resmi mengajukan tempe sebagai warisan budaya takbenda dunia ke UNESCO pada tahun ini. Usulan ini seakan ‘pecah telor’ mengingat perjuangan berbagai komunitas pengusul sudah berlangsung lama.

Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menyatakan, pengajuan tempe agar dicatatkan UNESCO sebagai warisan budaya takbenda dunia itu dilakukan secara sendiri alias single nomination. “UNESCO membatasi kita hanya boleh satu negara (ajukan) satu dalam dua tahun untuk single nomination,” kata Fadli dalam Bincang Media Satu Tahun Kementerian Kebudayaan di Jakarta, dilansir Minggu 25 OKtober 2025.

Selain tempe, Indonesia juga mengusulkan dua warisan budaya takbenda lainnya dengan sistem extention maupun joint nomination. Bersama Malaysia, Indonesia menjadi negara tambahan (extention) yang mengusulkan makyong. Makyong merupakan seni teater tradisional yang berkembang terutama di wilayah Kepulauan Riau. Sementara di Malaysia, kesenian itu berkembang di Kelantan.

“Malaysia sudah mendaftarkannya sebagai Intangible Cultural Heritage lebih dulu, dan kita sepakat ini akan menjadi extension list,” ujarnya.

Di sisi lain, Indonesia menggandeng Suriname (joint nomination) untuk mengusulkan kesenian jaranan sebagai warisan budaya takbenda. Kesenian itu, kata Fadli Zon, ditemukan di berbagai tempat di Indonesia dan dikenal dengan nama berbeda-beda, termasuk kuda lumping.

“Kita perlu ada negara baru yang belum punya sama sekali pencatatannya itu di UNESCO. Kebetulan, Suriname ini punya tradisi jaranan juga,” Menbud menjelaskan.

Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan Kemenbud Endah T.D. Retnoastuti menambahkan bahwa seiring pengajuan tersebut, Indonesia punya tanggung jawab besar untuk menjami keberlanjutan masing-masing warisan budaya takbenda itu.

“Setelah benda-benda itu tercatat di UNESCO, bukan berakhir di situ saja, tapi kita harus melestarikan, menjamin, dan juga membuat benda-benda tersebut bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.

Lewat pengajuan tersebut, ia menyatakan bahwa Indonesia berhasil membangun komunikasi dengan berbagai pihak untuk memajukan kebudayaan, tidak hanya di dalam, tetapi juga luar negeri. “Indonesia sudah menyampaikan semua program research, semua kajian, segala bentuk dokumentasinya, dan nanti akan ditetapkan dan diumumkan oleh UNESCO sekitar awal tahun depan,” ujar Endah.

Sementara, proses pengajuan tempe sebagai warisan budaya dunia takbenda ke UNESCO sudah dimulai sejak 2014, menurut Ketua Tim Teknis dari Tim Pengusul, Khoirul Anwar. Pengajuan tersebut merupakan inisiasi dari Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN Indonesia) dan Forum Tempe Indonesia (FTI).