Radarnesia.com – Dalam laman Wikipedia dituliskan bahwa hiu paus adalah hiu pemakan plankton yang merupakan spesies ikan terbesar. Hiu paus atau ikan cucut ini mendapatkan namanya karena ukuran tubuhnya yang besar dan kebiasaan makannya dengan menyaring air laut menyerupai kebanyakan jenis paus.
Disebut pula dengan nama cucut geger lintang yang berasal dari Bahasa Jawa yang bermakna punggung berbintang dan hiu tutul namun nama ini cenderung menyesatkan karena banyak jenis cucut yang berpola tutul, merujuk pada pola warna di punggungnya yang bertotol-totol, serupa bintang di langit.
Hiu ini mengembara di samudera tropis dan lautan yang beriklim hangat, dan dapat hidup hingga berusia 70 tahun. Spesies ini dipercaya berasal dari sekitar 60 juta tahun yang lalu.
“Untuk upaya pelestarian hiu paus ini kami telah mengagendakan Whare Shark Day yang akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2023,” kata Aryanto Husain Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo, Senin (24/7/2023).
Cucut geger lintang merupakan hewan terbesar yang masih hidup di dunia, di luar paus, ukuran ikan ini pada hewan dewasa diperkirakan sekitar 9,7 meter dan memiliki berat 9 ton. Spesimen terbesar yang dapat diverifikasi adalah yang tertangkap pada 11 November 1947 di Karachi Pakistan. Panjangnya sekitar 12,65 meter dan beratnya lebih dari 21,5 ton, sementara lingkar badannya sekitar 2,1 meter.
Bahkan sering ada cerita dari para nelayan mengenai ikan geger lintang yang berukuran jauh lebih besar dan Panjang, mencapai 18 meter dan berat hingga 45,5 ton.
Sebagai pemakan plakton dengan cara menyaring air laut lewat mulut lebarnya, hiu paus memiliki mulut yang berukuran gede yang berisikan 10 lembaran penyaring dan sekitar 300 hingga 350 deret gigi kecil-kecil.
Ikan ini juga memiliki lima pasang insang berukuran besar, dua mata yang kecil terletak di ujung depan kepalanya yang datar dan lebar.
Warna tubuhnya umumnya keabu-abuan dengan perut putih, tiga gigir memanjang terdapat di masing-masing sisi tubuhnya, serta lukisan bintik-bintik dan garis kuning keputih-putihan yang membentuk pola kotak-kotak. Pola bintik-bintik yang mengesankan sebagai taburan bintang itu bersifat khas untuk masing-masing individu, dan acap digunakan dalam perhitungan populasi.
Kulitnya hingga setebal 10 sentimeter, sirip punggung dan sirip dada masing-masing sepasang. Pada hewan muda, sirip ekornya lebih panjang yang sebelah atas; sementara pada hewan dewasa sirip ini lebih berbentuk seperti bulan sabit.
Sebagai hewan raksasa samusera yang sering mengunjungi pantai Gorontalo, hiu paus ini telah mendatangkan keuntungan bagi warga. Para wisatawan dunia setiap hari datang ke Desa Borubarani untuk menyelam dan snorkling bersama hiu paus.
Daya Tarik ikan ini sungguh luar biasa, sehingga warga melalui kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Hiu Paus Botubarani mengalami kemajuan yang pesat. Satwa ini disayang seluruh masyarakat karena telah menghidupakan ekonomi warga desa.
“Pokdarwis Hiu Paus beserta Pemerintah Desa Botubarani siap mendukung kegiatan yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi Gorontalo terkait dengan whaleshark day bulan Agustus 2023 nanti,” kata Abd Wahab, Ketua Pokdarwis Hiu Paus. (mcgorontaloprov)