Radarnesia.com – Perusahaan jasa pengiriman barang atau kurir, SPX Express menghadirkan inovasi dalam memanfaatkan data dan teknologi untuk menjawab tantangan logistik nasional yang membutuhkan ketepatan, efisiensi sumber daya, dan adaptasi terhadap lonjakan pesanan.

Hal tersebut diperlukan saat momentum besar seperti kampanye Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) atau tanggal kembar. Pasalnya, pengiriman paket pada momen tersebut seringkali tersendat dan terlambat sampai ke alamat tujuan.

“Sistem ini penting untuk diupayakan guna menjaga kecepatan, efisiensi, dan kepuasan pelanggan. Kami bukan hanya mengupayakan pengiriman paket yang cepat, tetapi juga berupaya membangun sistem logistik yang lebih cerdas,” ungkap perwakilan SPX Express di Jakarta, Senin, 28 Juli 2025.

Sistem teknologi itu bernama Smart Route Linehaul Distribution yang dirancang untuk menyusun dan menyesuaikan rute pengiriman secara otomatis berdasarkan data historis dan prediksi harian, di tengah kompleksitas pengiriman lintas kota dan pulau di Indonesia.

Awalnya rute pengiriman lintas wilayah dirancang secara manual dan bersifat reaktif. Proses ini sangat bergantung pada respons ataupun kondisi volume paket harian yang sangat fluktuatif. Padahal, pergerakan paket dari satu titik ke titik lainnya menciptakan berbagai kombinasi perjalanan distribusi yang kompleks setiap hari sehingga seringkali memerlukan waktu lama.

“Melalui pendekatan ini, kami berupaya mengembangkan sistem dan dashboard algoritmik yang bisa memprediksi volume pengiriman, menyesuaikan rute distribusi, dan mengatur jadwal keberangkatan kendaraan berdasarkan jarak dan waktu tempuh ideal. Ini dilakukan agar semua armada bekerja secara optimal dan efisien, dan tentunya menjadi bentuk upaya kami agar pengiriman cepat bisa dilakukan secara optimal di tengah pertumbuhan volume pesanan yang terus terjadi,” papar perwakilan SPX Express.

Sinkronisasi waktu dan efisiensi operasional

Sistem ini bekerja berdasarkan database yang dikumpulkan secara menyeluruh dari sistem internal SPX. Data yang dianalisis berasal dari volume pesanan berdasarkan rute, kota asal dan tujuan, serta jam-jam yang memiliki kecenderungan tertentu. Nantinya sistem akan menganalisis pola harian untuk masing-masing rute, yang kedepannya akan menjadi landasan keputusan rute yang diambil efektif dan efisien atau tidak.

“Implementasinya sederhana, misalnya, penempatan rute awalnya terdapat tiga titik dari Jakarta, Bandung, dan Tasikmalaya. Dengan adanya sistem ini, rute tersebut dapat disesuaikan menjadi Jakarta-Tasikmalaya langsung jika pengiriman dari Jakarta menuju Tasikmalaya meningkat, dengan tetap melewati Bandung dengan jalur yang sama. Begitu juga dengan jadwal keberangkatan, rute Jakarta-Bandung dijadwalkan tiap jam pada malam hingga pagi hari, sementara Jakarta-Tasikmalaya bisa dilakukan hanya sampai dini hari karena tergantung jarak dan volume,” ucap dia.

Rute terbaik berdasarkan estimasi volume, waktu tempuh, dan efisiensi armada kemudian akan ditampilkan secara langsung setiap harinya sehingga masing-masing Hub dapat menyesuaikan keberangkatan agar paket sampai fasilitas tujuan tepat waktu. Semua keputusan ini ditampilkan dalam pembaruan data pada dashboard internal SPX Express secara harian. Ke depannya, SPX berupaya mengembangkan sistem untuk melakukan pembaruan datanya secara real-time.

“Kemajuan teknologi berbasis data dan algoritma ini perlu dimanfaatkan agar pengiriman tidak terlambat karena paket menginap (overnight) di fasilitas transit. Penggunaan sistem tersebut bukan sekadar soal kecepatan, tetapi sinkronisasi waktu dan efisiensi operasional,” tambah dia.

SPX memaparkan jika saat ini sistem Smart Route Linehaul Distribution sudah diadopsi di semua hub SPX Express di 514 kota dan kabupaten di Indonesia. Dengan pendekatan otomatis seperti ini, potensi keterlambatan pengiriman akibat kesalahan perhitungan manual atau akibat peningkatan volume paket yang mendadak dapat diminimalisasi.