Radarnesia.com – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) resmi meluncurkan Program Riset Prioritas Tahun Anggaran 2026 dalam rangka mengakselerasi visi Indonesia Emas 2045.
Program tersebut terbagi menjadi enam bidang, antara lain Program Pengabdian Kepada Masyarakat, Program Peningkatan Hilirisasi Hasil Penelitian, Program Bina Talenta Penelitian dan Pengembangan, Program Pengembangan Kemitraan Multi Pihak, Program Penelitian dan Pengembangan, serta Program Pengembangan Kawasan Sains dan Teknologi, yang seluruhnya dibiayai oleh APBN.
“Untuk Program Riset Prioritas, kita pada dasarnya ingin meningkatkan kemampuan rata-rata riset kita dan keberhasilan riset kita di seluruh Indonesia. Jadi meningkatkan rata-rata ini memerlukan inersia besar dengan prioritasnya adalah peningkatan pemerataan,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Riset dan Pengembangan Kemdiktisaintek Fauzan Adziman dalam kegiatan Peluncuran Program Riset Prioritas Tahun Anggaran 2026 di Jakarta, Selasa.
Fauzan menyebutkan nantinya program ini akan diawali dengan call for proposal pada 28 Oktober mendatang.
Ia menekankan program ini merupakan upaya mendukung delapan riset industri strategis, sesuai dengan AstaCita Presiden RI Prabowo Subianto meliputi bidang pangan, energi, kesehatan, pertahanan, maritim, hilirisasi dan industrialisasi, digitalisasi (termasuk AI dan semikonduktor), serta material dan manufaktur maju.
“Sering ada pertanyaan bagaimana dengan sosial humaniora, baik itu pendidikan, ekonomi, hukum, itu semua masuk di kedelapan bidang ini. Tetapi kita memang menginginkan sosial humaniora itu mendukung setiap lini dari industri strategis ini, dan juga tentunya bidang-bidang ilmu dasar STEM,” ujar dia.
Fauzan menjelaskan kedelapan persoalan tersebut merupakan inti dari berbagai masalah yang kerap terjadi di masyarakat, contohnya ketergantungan impor dan krisis produksi domestik pada bidang pangan.
Untuk mendukung proyek riset ini, ia menyebut Kemdiktisaintek juga akan membantu membuatkan ekosistem yang terpadu, sehingga para akademisi nantinya bisa lebih terintegrasi dalam menyelesaikan berbagai permasalahan berbasis riset.
Fauzan menargetkan proses seleksi bisa diselesaikan pada Desember mendatang, sehingga proses pencairan dana riset bisa dilakukan pada Februari 2026 agar riset bisa segera dikebut.
Demi mewujudkan kesuksesan program ini, Fauzan mendorong kepada seluruh pemangku kepentingan terkait untuk saling berkolaborasi dalam mengembangkan dunia riset dan pengembangan di Indonesia.
Diketahui, pada waktu yang sama Kemdiktisaintek juga meluncurkan Program Riset Strategis yang didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).







