Radarnesia.com – Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) bersama Save the Children dan Yayasan Geutanyoe menghadirkan Mobil Dukungan Psikososial untuk membantu pemulihan emosi anak-anak terdampak banjir bandang di Posko Pengungsian Gampong Grong-Grong Capa, Meureudu, Pidie Jaya.

Kegiatan Dukungan Psikososial itu dilaksanakan pada Senin (8/12/2025) pukul 15.00–17.00 WIB. Sebanyak 158 anak mengikuti berbagai aktivitas trauma healing yang dirancang interaktif dan ramah anak.

Program ini tidak hanya menghadirkan dongeng persahabatan, fun games, unjuk bakat, serta sesi mewarnai, tetapi juga menyisipkan edukasi perlindungan anak di ruang digital melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Pelindungan Anak (PP Tunas).

Staf Yayasan Geutanyoe, Budi Luhur Ramadhansyah, mengatakan bahwa kegiatan di dalam mobil dukungan psikososial dirancang untuk memfasilitasi pemulihan mental anak-anak melalui pendekatan bermain, kreativitas, dan interaksi kelompok. “Kita membuat anak-anak bermain bersama sehingga pelan-pelan mereka bisa melepaskan trauma,” kata Budi.

Menurutnya, pendekatan tersebut tidak hanya berfokus pada hiburan semata, namun juga memantik kembali motivasi belajar anak-anak yang kini tidak dapat bersekolah karena fasilitas pendidikan rusak “Kami juga mengajak mereka belajar sederhana — bukan pelajaran berat, tapi untuk menumbuhkan semangat. Kondisi sekolah mereka saat ini kan hancur, jadi ini bisa menjadi ruang pengganti sementara,” ucapnya.

Relawan Mobil Dukungan Psikososial Kemkomdigi, Wildan Fajar, menjelaskan bahwa edukasi digital sengaja disampaikan dengan cara yang ringan agar mudah dipahami.

“Adik-adik semua pasti sudah tahu TikTok, Instagram, atau YouTube. Nah, PP Tunas ini dibuat supaya kalian aman saat pakai internet. Kita belajar sambil bermain, supaya tetap ceria meski sedang di pengungsian,” ujarnya.

Ia menjelaskan. Bajaa para adik-adik yang terdampak bencana melalui kegiatan dukungan psikososial. Kegiatan ini adalah upaya kecil kami untuk membantu memulihkan keceriaan dan rasa aman anak-anak setelah masa sulit yang mereka hadapi beberapa hari terakhir.

Pantauan di lokasi menunjukkan anak-anak mengikuti kegiatan dengan antusias. Aktivitas bermain bersama dinilai memberi dampak positif pada kondisi psikologis mereka yang baru saja mengalami bencana.

Seorang penyintas, Nur Aini, orang tua dari salah satu peserta, mengaku terbantu dengan adanya kegiatan tersebut.“Senang, daripada diam saja di dalam tenda. Kalau di sini anak saya ramai kawan-kawannya. Bisa ketawa, bisa bermain,” ujarnya.

Nur Aini mengatakan rumahnya tidak jauh dari posko, tetapi belum dapat ditinggali karena masih dipenuhi lumpur. “Untuk sekolah juga sepertinya masih lama, karena lumpurnya masih banyak,” tambahnya.

Ia berharap kegiatan pendampingan ini terus hadir untuk menjaga semangat anak-anak.
“Insya Allah kegiatan ini bisa buat anak-anak senang dan lupa sebentar dengan bencana. Terima kasih banyak, semoga sehat selalu,” tutupnya.

Program dukungan psikososial ini sejalan dengan agenda Asta-Cita Pemerintah, terutama: Asta-Cita 4: Pemerataan layanan dasar dan peningkatan kualitas SDM, termasuk perlindungan anak. Asta-Cita 7: Transformasi digital aman, inklusif, dan berpihak pada masyarakat, yang diwujudkan melalui edukasi PP Tunas agar anak terlindungi di ruang digital.

Kemkomdigi memastikan bahwa pelayanan dukungan psikososial akan terus digerakkan di wilayah terdampak bencana, sebagai bagian dari pemulihan sosial dan penguatan ketahanan keluarga penyintas.