Radarnesia.com – Melansir dari Stanford Medicine, teknik kerokan merupakan metode yang berasal dari Tiongkok dan banyak digunakan di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan Vietnam. Tujuan utama dari teknik ini adalah untuk menghilangkan demam dan energi negatif pada seseorang.
Teknik kerokan dilakukan dengan menggosok kulit dengan menggunakan koin. Metode ini bisa menimbulkan rasa sakit yang bertambah, hal ini karena masyarakat percaya bahwa semakin besar memar semakin efektif pula praktik ini.
Teknik kerokan kerap terbukti dapat mengurangi suhu pada seseorang yang sedang demam, tapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukannya. Selain itu, komplikasi seperti apa yang harus dihindari saat melakukan teknik kerokan.
Bisakah Kerokan Berdampak pada Komplikasi Serius?
Secara garis besar, teknik kerokan dianggap aman untuk dilakukan meski menyakitkan. Di samping itu, hal-hal seperti infeksi dan paparan racun dari koin juga harus diperhatikan.
Beberapa kasus yang telah dilaporkan umumnya berkaitan dengan racun kamper dari koin.
Memar yang timbul memiliki risiko paparan penyakit lebih mudah. Dengan demikian, teknik kerokan sebaiknya tidak dilakukan oleh orang yang mengonsumsi obat antiplatelet atau antikoagulan yang memiliki masalah pada trombosit.
Meskipun kasus infeksi yang dilaporkan masih sedikit, penting untuk memastikan koin untuk kerokan steril sebelum digunakan.
Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan Saat Kerokan
Melansir dari praktisi kesehatan tradisional China yang juga akupunktur, dokter Angela Draper, teknik kerokan boleh dilakukan dengan memerhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Secara klinis, teknik kerokan dapat mengurangi rasa sakit, peradangan, dan stres oksidatif serta memiliki manfaat imunoprotektif. Dengan begitu, kerokan dapat mengobati nyeri, demam, infeksi, asma, gangguan gastrointestinal.
2. Teknik kerokan memiliki hasil positif selama dua ribu tahun dan studi klinis acak modern untuk mendukungnya. Tinjauan sistematis uji klinis untuk pengobatan ini juga menyoroti perlunya studi lebih lanjut. Hal ini karena faktanya bahwa hampir mustahil untuk menerapkan uji klinis acak dan double-blind pada terapi manual yang efeknya diharapkan untuk langsung timbul.
3. Perlu adanya layanan teknik kerokan dengan lisensi resmi dan dilakukan oleh ahli kesehatan yang berkompeten. Hal ini berkaitan dengan biaya dan efek samping yang mengkhawatirkan dari pengobatan Barat. Meskipun praktik ini tidak biasa di dunia kesehatan, teknik kerokan dinilai sebagai prosedur yang aman dan minim risiko serta efektif untuk mengobati beragam penyakit.
4. Teknik kerokan menunjukkan efek yang kumulatif, dan paling baik dilakukan sebagai perawatan tambahan dari akupunktur. Teknik ini disarankan dengan rangkaian perawatan selama beberapa minggu atau bulan. Umumnya, prosedur ini dilakukan selama seminggu sekali atau terkadang dua minggu sekali.
5. Teknik kerokan aman untuk segala usia. Meski begitu, kerokan harus dilakukan dengan hati-hati, terutama pada orang yang hamil, kelemahan fisik, dan pasien kemoterapi.






