Radarnesia.com – Pemerintah terus mengintensifkan penanganan bencana melalui operasi terpadu TNI–Polri dengan membuka akses wilayah, mempercepat distribusi bantuan, serta memastikan keamanan dan keselamatan personel di lapangan.

Upaya ini dilakukan melalui penguatan jalur logistik darat, laut, dan udara, penegakan hukum atas temuan di lapangan, hingga dukungan teknologi dan peralatan dari seluruh matra TNI untuk mempercepat pemulihan di daerah terdampak.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam keterangan persnya di Posko Nasional Penanggulangan Bencana di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta,menjelaskan sebagai wilayah yang terdampak paling luas, enam wilayah Aceh kini dapat diakses melalui jalur laut, sementara delapan kabupaten lainnya sudah terbuka jalur darat. “Saat ini sudah dapat diakses dengan kapal laut di enam wilayah: Lhokseumawe, Bireun, Aceh Utara, Aceh Timur, Langsa, Aceh Tamiang. Dapat diakses dengan truk jalur darat terdapat delapan wilayah: Pidie, Pidie Jaya, Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Nagan, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Subulussalam,” kata Listyo.

Kemudian yang dapat diakses dengan udara saat ini empat wilayah, yaitu Aceh Tenggara, Takengon, Gayo Lues, Aceh Tenggara, dan Bener Meriah. Pada prinsipnya untuk tahap awal bantuan logistik ini sudah bisa disalurkan sampai di tingkat kecamatan.

Terkait temuan kayu gelondongan di lokasi bencana, Listyo memastikan penegakan hukum akan dilakukan dan tidak ada lagi warga yang diamankan terkait isu penjarahan karena mereka hanya membutuhkan logistik.

Pada kesempatan yang sama, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menegaskan bahwa TNI mengoptimalkan pengiriman bantuan udara untuk daerah yang tidak terjangkau darat. Keselamatan prajurit menjadi prioritas setelah beberapa personel gugur dalam operasi kemanusiaan.

Ia menjelaskan bahwa bantuan diturunkan dari pesawat dalam bentuk box-box menggunkana baling-baling sehingga pada saat ke tanah tidak hancur. Selain itu, menggunakan payung udara, di dropnya lewat Hercules C-130. “Kemarin sudah dilaksanakan di Aceh Tamiang, kemudian hari ini juga akan kita laksanakan sistem drop CDS (Carry Delivery System) yaitu menggunakan pesawat CN dan Hercules,” ujar Agus.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak menjelaskan bahwa personel TNI kini memasuki kawasan yang belum terakses untuk menjaga ketertiban dan memastikan bantuan tersampaikan.

Selain itu, delapan set jembatan bailey disiapkan untuk dikirim paling lambat Jumat guna membuka konektivitas antar daerah kritis.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali menjelaskan bahwa TNI AL mengerahkan tujuh KRI, termasuk dua kapal rumah sakit yang akan siaga di Aceh. Unsur udara TNI AL juga diperkuat dengan lima helikopter dan dua pesawat fixed wing untuk air dropping. “Mungkin akan ditambah 1 KRI lagi, yaitu kapal tanker KRI Bontang untuk mendukung bahan bakar di mana banyak daerah yang memerlukan bahan bakar untuk diesel generator,” kata Ali.

Sementara itu, Kelapa Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Mohamad Tonny Harjono menambahkan pelaksanaan operasi modifikasi cuaca (OMC) terus disinergikan dengan BMKG dan BNPB untuk mendukung percepatan pemulihan. “Memang ini leading sector-nya adalah BMKG dengan BNPB, hanya saya menjelaskan bahwa sudah ada 5 pesawat karavan yang disiapkan oleh BNPB setiap hari melaksanakan OMC. Alhamdulillah hujan sudah mulai berkurang dan ini terus kita laksanakan ke depannya,” ucap Tonny.