RADARNESIA.COM – PT Pertamina (Persero) menanggapi rencana pemerintah yang akan menerapkan campuran etanol 10 persen ke Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin.
Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, memastikan mendukung kebijakan yang diputuskan oleh pemerintah terkait etanol 10 persen tersebut.
“KIta akan dukung arahan dari pemerintah,” kata Simon kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan pada Jumat, 17 Oktober 2025.
Ia kemudian memberi contoh beberapa negara yang sudah menggunakan etanol sebagai campuran dalam bahan bakar.
“Beberapa negara sudah banyak yang mencampur etanol. Bahkan di Brasil, sudah beberapa tempat itu campuran 100 persen mandatori sudah E100. Tempat lain mungkin hanya E20,” imbuhnya.
Penggunaan Etanol untuk Kurangi Emisi
Mencampur etanol di BBM jenis bensin, kata Simon juga menjadi salah satu cara mengurangi emisi.
Dari sisi Pertamina, juga sesuai dengan inisiatif perusahaan agar segera tercipta transisi energi.
“Ini juga bagian dari inisiatif kami juga mendorong transisi energi dan penciptaan emisi yang lebih rendah, utamanya dari produk BBM,” terang Simon.
Campuran Etanol 10 Persen untuk Tahun 2026 dan Direstui Presiden Prabowo
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, mengungkapkan bahwa pemerintah sudah menargetkan pencampuran etanol 10 persen di tahun 2026.
Dengan campuran etanol, politikus yang akrab dipanggil Zulhas itu berharap bisa memperkuat ketahanan energi nasional.
“Sudah diumumkan oleh Menteri ESDM, pada tahun depan direncanakan, kita sudah mulai pakai premium atau bensin campur 10 persen etanol atau metanol. Nah, ini program pokok,” ucap Zulhas di Tangerang, Banten pada Rabu, 15 Oktober 2025.
“Kita mesti swasembada di bidang energi. Pak Bahlil, Menteri ESDM, sudah mengumumkan, tahun depan kita akan penuh memakai biofuel, oleh karena itu tahun depan Indonesia diusahakan, dikejar, ditargetkan tidak impor solar lagi, tahun depan,” paparnya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa rencana penggunaan etanol 10 persen sudah disetujui oleh Presiden Prabowo.
Kata Bahlil, persetujuan dari Prabowo didapatkan ketika menggelar rapat bersama beberapa waktu lalu.
Etanol Sempat Jadi Penyebab Gagalnya Kolaborasi Pertamina dengan SPBU Swasta
Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Achmad Muchtasyar mengungkapkan alasan di balik mundurnya VIVO dan APR dari kesepakatan kolaborasi SPBU swasta dan Pertamina karena etanol di base fuel.
“VIVO membatalkan untuk melanjutkan, akhirnya tidak disepakati lagi. Lalu tinggal APR. APR akhirnya tidak juga. Jadi, tidak ada semua,” ujar Achmad Muchtasyar dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI pada 1 Oktober 2025 lalu.
VIVO sendiri sebelumnya sudah menyepakati pembelian 40 ribu barel base fuel dari Pertamina.
Achmad menambahkan bahwa ada kandungan etanol sebanyak 3,5 persen di dalam base fuel Pertamina yang membuat SPBU swasta mengurungkan niatnya untuk membeli BBM tersebut.
Padahal, kata Achmad, kandungan etanol tersebut masih dalam ambang batas aman untuk base fuel.
“Kontennya itu ada kandungan etanol, di mana secara regulasi itu diperkenankan etanol itu sampai jumlah tertentu,” imbuhnya.
“Kalau tidak salah sampai 20 persen etanol, sedangkan ada etanol 3,5 persen ini yang membuat kondisi teman-teman SPBU swasta tidak melanjutkan pembelian karena ada konten etanol tersebut,” jelasnya.













