RADARNESIA.COM – Grebeg Syawal Keraton Jogja merupakan salah satu tradisi unik di Indonesia dalam rangka menyambut lebaran.
Tradisi Grebeg Syawal Keraton Jogja ini telah dilakukan secara turun temurun selama ratusan tahun.
Acara Grebeg Syawal Keraton Jogja ini dimulai dari Pagelaran Keraton dan berakhir di halaman Masjid Agung Gedhe Kauman.
Tradisi unik tahunan ini merupakan bentuk rasa syukur Sultan Hamengkubuwono setelah sebulan lamanya berpuasa.
Gunungan yang berisi berbagai hasil bumi diarak dari pagelaran keraton menuju halaman masjid agung yang berjarak 1 kilometer.
Di dalam masjid, Kyai Penghulu diikuti oleh para ulama keraton beserta abdi dalem akan melakukan doa bersama.
Mereka berdoa demi kebaikan, kesejahteraan, kemakmuran dan kebahagiaan bagi keluarga sultan, rakyat, serta bangsa pada umumnya.
Acara grebeg ini dimulai setelah Shalat Ied selesai, atau tepatnya pada pukul 10.00 WIB.
Ribuan orang akan memadati alun-alun utara Jogja, tempat acara puncak ini berlangsung.
Setelah acara doa di Masjid Gede Kauman selesai, gunungan akan diarak menuju ke alun-alun utara Jogja.
Gunungan itu kemudian akan dilepaskan untuk diperebutkan oleh masyarakat. Bagian inilah yang dianggap paling menarik, terutama bagi para turis.
Gunungan itu kemudian akan dilepaskan untuk diperebutkan oleh masyarakat. Bagian inilah yang dianggap paling menarik, terutama bagi para turis.
Masyarakat akan mencoba berebut hasil bumi di gunungan itu sebanyak mungkin.
Akan tetapi, pada hakikatnya bukan seberapa banyak hasil bumi yang diperebutkan, tapi keberkahan serta manfaat dari hasil bumi itu.
Itulah makna Grebeg Syawal Keraton Jogja, tradisi unik yang masih dijaga hingga sekarang.
Setelah sempat tidak digelar untuk umum karena Covid 19, sejak 2023 lalu gerebeg telah dibuka untuk umum.
Jika kamu berminat, mungkin kamu bisa mengagendakan acara grebeg syawal ini sebagai daftar liburanmu.***