Radarnesia.com – Kecelakaan maut melibatkan bus yang membawa rombongan karyawan tenaga kesehatan (Nakes) Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember terjadi di kawasan Jalur Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, pada Minggu, 14 September 2025.

Sebelumnya diketahui, bus yang mengalami kecelakaan itu membawa karyawan RSBS untuk liburan ke Gunung Bromo. Acara liburan itu sebagai kegiatan syukuran setelah mereka lulus kuliah Strata 1 (S1).

Para penumpang yang mengalami luka kemudian dievakuasi ke berbagai fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit dr Mohamad Saleh Kota Probolinggo hingga RS Arrozi Probolinggo.

8 orang Nakes RSBS Jember dinyatakan tewas dalam insiden maut yang kini tengah didalami penyebabnya oleh pihak kepolisian setempat.

Terkini, Kapolres Probolinggo, AKBP Wahyudin Latif menyebut bus Nopol P-7221-UG yang dikemudikan Al-Bahri melaju dari arah barat ke Timur.

Pada saat kondisi jalan menurun dan menikung ke kiri, bus itu diduga mengalami gagal fungsi rem sehingga laju kendaraan tetap ke kanan menabrak pembatas jalan sebelah kanan jalan.

Nahas, bus rombongan Nakes Jember itu kemudian menabrak sepeda motor Nomor Polisi N-2856-OE sehingga menyebabkan delapan orang meninggal dunia di lokasi kejadian.

Pasca kejadian, Latif mengungkap petugas dibantu warga berupaya mengevakuasi penumpang dari dalam bus.

“Untuk 44 orang yang mengalami luka-luka sudah menjalani perawatan di beberapa puskesmas dan rumah sakit yang ada di Probolinggo,” ujarnya.

Latif menegaskan, Polres Probolinggo Polda Jatim masih berupaya semaksimal mungkin untuk menangani tragedi ini.

“Untuk penyebab kecelakaan, masih kita lakukan penyelidikan,” pungkasnya.

Dalam kasus ini, bus rombongan Nakes RSBS Jember itu diketahui membawa penumpang sebanyak 52 orang saat melintasi jalan di kawasan lereng Gunung Bromo tersebut.

Lantas, bagaimana kondisi yang dialami para korban dalam insiden maut itu? Berikut sejumlah fakta terkini di antaranya:

3 dari 21 Korban Kondisinya Membaik

Pemilik RSBS Jember, dr. Faida menyatakan tiga korban kecelakaan maut di Jalur Bromo tersebut kini diperbolehkan pulang, pada Selasa, 16 September 2025.

Faida menilai, hal tersebut karena kondisi 3 korban tersebut dinyatakan sudah membaik usai menjalani rawat inap di RSBS.

“Tiga korban yang diperbolehkan pulang yakni Dwi Puji Lestari, Titik Irma, dan Diana Azizah,” kata Faida.

“Kondisinya sudah membaik dan semuanya merupakan perawat RSBS,” ungkapnya.

21 Korban Alami Luka Berat-Sedang

Dalam kesempatan yang sama, Faida menyebut sebanyak 21 korban yang merupakan karyawan RSBS dan keluarganya yang mengalami luka berat hingga sedang akibat kecelakaan bus tersebut.

Hingga Selasa, 16 September 2025, 21 korban tersebut masih menjalani rawat inap di RSBS untuk mendapatkan penanganan intensif.

“Dari 21 korban yang dirawat di RSBS tersebut, tiga di antaranya sudah diperbolehkan pulang untuk rawat jalan karena kondisinya sudah membaik,” tutur Faida.

1 Korban Hamil Dijemput dari RSUD Probolinggo

Faida mengungkapkan, 1 korban yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Moh. Saleh Kota Probolinggo atas nama Betty juga sudah dibawa ke RSBS pada Senin, 15 September 2025.

Penjemputan korban tersebut menggunakan kendaraan dari RS Al Huda dengan pendamping satu dokter dan dua perawat.

Penanganan korban diketahui disertai sejumlah peralatan medis dan obat-obatan seperti patient monitor, defibrillator, ventilator portable, syringe pump, dan emergency box.

“Kendaraan tersebut juga sudah memenuhi standar pelayanan emergency on transport (ACLS) dan berkoordinasi dengan dr. Sp Anestesi RSBS,” sebut Faida.

Faida lalu menjelaskan, kondisi korban Betty kritis dan sedang hamil tiga bulan, sehingga pihaknya berharap ibu dan bayinya selamat.

Berdasarkan laporan korban terkini, dari 21 korban kecelakaan yang mengalami cedera sedang hingga berat, delapan orang di antaranya harus menjalani operasi patah tulang dan satu orang menjalani operasi bedah saraf karena menderita cedera kepala berat.***