RADARNESIA.COM- Muhammad Sahrun SPd, Ketua kegiatan kelompok kerja kepala sekolah (K3S) Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta, mengklarifikasi beredarnya pengumuman mengenai pungutan sebesar Rp 5.000 yang dibebankan kepada para siswa.
Dalam pengumuman itu, pungutan tersebut diperuntukkan bagi perayaan hari jadi Purwakarta, peringatan hari besar nasional (PHBN) dan Paskibraka.
Muhammad Sahrun SPd, selaku ketua K3S mengatakan, pengumuman yang beredar di grup WhatsApp sekolah itu ada miss komunikasi. Pasalnya, dalam pengumuman itu disebutkan dalam rangka HUT Purwakarta dan PHBN ( Peringatan Hari Besar Nasional) dan Paskibra, maka ada iuran Rp 5.000 per siswa dan dikumpulkan mulai besok namun faktanya tidak seperti itu.
“Pengumuman itu, ada yang miss. Iuran itu bukan untuk perayaan hari jadi Purwakarta melainkan untuk kegiatan paskibra para siswa,” ujar Sahrun, Rabu (17/07) 2024).
Menurut Sahrun, pihaknya bersama PGRI dan Ketua Panitia HUT RI Kecamatan Pasawahan, sudah duduk bersama. Tujuannya, guna membahas mengenai kegiatan HUT RI. Salah satunya, Paskibraka.
Saat ini, sudah terbentuk tim Paskibraka tingkat Kecamatan Pasawahan. Mereka, setiap harinya selama 34 hari kedepan dilatih fisik dan mental.
Guna mendukung kegiatan ini, pihaknya meminta bantuan dari PGRI, supaya setiap sekolah ada kontribusinya. Makanya, keluar iuran yang sifatnya infaq dan sodakoh dari siswa untuk para petugas Paskibraka ini.
“Selanjutnya, bukan Rp 5.000 melainkan Rp 2.000 setiap siswa itupun bagi orang tua yang bersedia,” ujar Sahrun.
Jadi, kata Sahrun, iuran ini bukan untuk perayaan hari jadi. Melainkan, untuk kegiatan Paskibraka HUT RI tingkat kecamatan. Mengingat, panitia memberikan proposal ke K3S dan PGRI, mengenai kegiatan ini.
Melihat pengajuan anggaran yang cukup besar, maka hasil kesepakatan bersama tingkat kecamatan, setiap sekolah diminta kontribusinya. Hal ini, yang menjadi landasan keluarnya pengumuman oleh wali kelas kepada orang tua siswa.
Sebelumnya, diberitakan perayaan hari jadi dan peringatan hari besar nasional (PHBN) di Kabupaten Purwakarta, diwarnai aksi ‘ngencleng’ atau memungut dari siswa. Hal itu, menyusul beredarnya informasi dari pihak sekolah yang ada di Kecamatan Pasawahan.
Dikutip dari Media Lensapurwakarta.com, ada pengumuman dari wali kelas untuk orang tua siswa yang dikirim melalui layanan percakapan WhatsApp (WA).
Pengumuman ini, beredar di antara orang tua siswa yang anaknya belajar di SDN 1 Margasari dan SDN 1 Kertajaya, Kecamatan Pasawahan.
Terkait dengan pengumuman dari pihak sekolah itu, orang tua sangat kaget. Pasalnya, ada iuran sebesar Rp 5.000 per siswa untuk kegiatan HUT Purwakarta, PHBN dan juga Paskibra.
“Baru kali ini, perayaan hari jadi Purwakarta ada sekolah yang ‘ngencleng’ ke siswa. Ini bukan masalah nominalnya. Tetapi, iuran ini apakah untuk mendanai kegiatan HUT Purwakarta?,” ujar salah satu orang tua siswa.
Menurutnya, dengan adanya pungutan untuk kegiatan hari jadi ini, banyak orang tua yang mengernyitkan dahi. Sekaligus ada keanehan.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Purwanto mengaku, pihaknya tidak pernah mengeluarkan surat edaran apapun untuk sekolah terkait dengan pungutan hari jadi Purwakarta.
“Tidak ada pungutan apapun untuk siswa pada momentum hari jadi Purwakarta ini,” ujarnya.
Terkait dengan pengumuman di dua SDN itu, yakni SDN 1 Margasari dan SDN 1 Kertajaya, pihaknya menduga hal itu adalah ide pihak sekolah.
Karena itu, pihaknya akan segera memangil para kepala sekolah terutama yang ada di Kecamatan Pasawahan. Sebab, ada kemungkinan aksi pungutan ini tidak hanya berlaku di 2 SDN tersebut, melainkan diikuti oleh sekolah lainnya.
“Jika mendengar informasi ada sekolah dari Paud sampai SMP baik neger atau swasta yang memungut biaya dari siswa untuk kegiatan hari jadi Purwakarta, laporkan ke kami,” jelas Purwanto.