RADARNESIA.COM – Industri hulu minyak dan gas bumi (migas) menjadi sektor strategis yang menjadi pilar utama ketahanan energi nasional dan motor penggerak perekonomian. Meskipun sering dianggap sebagai sektor yang kompleks dan penuh risiko, perannya jauh melampaui sekadar kegiatan pengeboran. Industri hulu migas memastikan ketersediaan energi untuk seluruh lapisan masyarakat dan keberlangsungan pembangunan nasional.

Dalam rantai pasok energi, industri hulu migas memiliki fokus pada tahap-tahap awal meliputi eksplorasi, pengembangan, dan produksi. Eksplorasi adalah fase pencarian cadangan minyak dan gas di bawah permukaan bumi yang memiliki risiko kegagalan tinggi, namun menjadi kunci untuk penemuan baru. Pengembangan dimulai setelah cadangan terbukti secara komersial, melibatkan pengeboran sumur-sumur produksi, pembangunan anjungan lepas pantai, fasilitas produksi, dan pemasangan jaringan pipa. Produksi adalah kegiatan mengangkat minyak mentah dan gas alam dari dalam perut bumi ke permukaan.

Industri hulu migas memainkan peran sentral dalam mewujudkan ketahanan energi melalui beberapa kontribusi krusial. Berikut poin pentingnya:

  • Pertama, industri ini membantu mengurangi ketergantungan impor minyak dan gas dengan memproduksi dari sumber daya domestik. Hal ini meningkatkan stabilitas ekonomi dan kedaulatan negara.
  • Kedua, industri hulu migas merupakan salah satu kontributor terbesar bagi penerimaan negara yang signifikan. Paling utama melalui pajak dan bagi hasil produksi.
  • Ketiga, kehadiran industri hulu migas menciptakan dampak ekonomi yang luas atau efek Berantai. Menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah terpencil.
  • Keempat, minyak dan gas bukan hanya bahan bakar, tetapi juga bahan baku utama untuk industri pupuk, petrokimia, dan lain-lain.

Capaian Produksi Migas Perkuat Ketahanan Energi Nasional

Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat jumlah produksi minyak dan gas bumi (migas) pada semester pertama tahun 2025 mencapai rata-rata 111,9%. Angka ini berada diatas target anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2025. Produksi migas nasional terhitung akhir Juni tahun 2025, mencapai 1.754 ribu barel atau setara minyak per hari (mboepd). Adapun, target produksi migas yang tertuang pada APBN 2025 mencapai 1.610 mboepd.

Produksi minyak mentah data Juni tahun 2025 mencapai 608,1 ribu barel per hari (mbopd) atau 100,5% dari target APBN 2025 sebesar 605 mbopd. Adapun rata-rata produksi semester pertama tahun 2025 mencapai 602,4 mbopd, setara dengan 99,5% dari target APBN.

Produksi gas bumi sampai akhir Juni tahun 2025 telah mencapai 1.146,4 mboepd atau 114% melampaui target APBN yang dipatok 1.005 mboepd. Rata-rata produksi gas sepanjang semester pertama tahun 2025 mencapai di level 1.199,7 mbope atau 119% dari target APBN.

Dirjen Migas Percepat Reformasi Energi

Pemerintah pusat melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pun telah melakukan berbagai upaya guna ketahanan energi nasional. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia melantik Laode Sulaeman sebagai Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas), dimuat radarnesia.com pada 29 Agustus 2025.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan, penunjukan Laode bukan tanpa alasan. Riwayat panjang Laode di sektor migas dinilai menjadi bekal penting untuk mendukung program ketahanan dan swasembada energi yang menjadi arahan Presiden Prabowo Subianto.

Ia juga diminta berkolaborasi dengan SKK Migas serta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam mempercepat proyek strategis migas. Bahlil memberi pesan khusus agar dirjen migas segera mendorong reformasi di bidang yang kerap menghambat percepatan, terutama dalam proses lelang wilayah kerja migas.

Peningkatan Eksplorasi dan Kolaborasi dengan TNI/Polri

Pada 28 Februari 2025 diresmikan tajak sumur pengembangan SA-3NF di Desa Melilian, Gelumbang, Sumatera Selatan. Tajak sumur ini sebagai langkah untuk menjaga ketahanan energi nasional dan tentu pula untuk dapat mencapai target lifting yang diharapkan dapat terus meningkat.

Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto menyampaikan proses eksplorasi dan produksi migas bukanlah tugas yang sederhana, resiko yang tinggi menuntut untuk dapat menjalankan tugas dengan penuh ketelitian dan berhati-hati. Djoko juga menjelaskan bahwa kegiatan yang dilakukan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Sele Raya Belida sejalan dengan keputusan Presiden nomor 1 tahun 2025 tentang satgas pecepatan hilirisasi dan ketahanan energi nasional.

Dikesempatan ini, Djoko Siswanto bersama Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagsel, Yunianto melakukan pertemuan dengan Pangdam II/SWJ Mayjen TNI Ujang Darwis, MDA. Pembahasan mengenai permohonan dukungan pengamanan kegiatan hulu migas di wilayah Kodam II/SWJ menjadi fokus utama yang disampaikan oleh Kepala SKK Migas. Selain itu, juga dibahas terkait aturan yang akan mengatur tata kelola penanganan sumur masyarakat.

Kepala SKK Migas bersama rombongan juga melakukan pertemuan dengan Wakapolda Sumsel Brigjen. Pol. M. Zulkarnain, S.I.K., M.Si. Tidak hanya mempererat silaturahmi, pertemuan ini juga menjadi wadah diskusi terkait rencana penyusunan aturan yang menjadi payung hukum pengelolaan sumur masyarakat. Dalam kesempatan yang sama Kepala SKK Migas juga menyampaikan harapannya terkait dukungan pengamanan dari Kepolisian agar operasional hulu Migas tetap berjalan aman dan lancar demi tercapainya target Pemerintah untuk peningkatan produksi, serta dapat membantu mensosialisasikan ketika aturan tersebut sudah ada, sehingga tidak ada lagi kegiatan yang menentang aturan yang ada.

Kontribusi Untuk Daerah

Industri hulu migas juga memberikan kontribusi untuk pembangunan daerah. Salah satunya di provinsi Jambi, dana bagi hasil (DBH) sektor migas hingga periode Agustus 2025 menyentuh angka Rp.111 miliar, termasuk iuran tetap kesepakatan eksplorasi (landrent) dan royalty dari perusahaan migas sebesar Rp.61 miliar. Tercatat ada enam wilayah kerja perusahaan migas di Jambi, diantaranya Lemang, Jabung, Tungkal, Jambi South B, South Betung dan kenanga.

Keberadaan sektor migas sebagai salah satu sumber daya alam unggulan di Jambi harus mampu memberikan manfaat nyata bagi daerah. Hal ini disampaikan oleh Gubernur Jambi Dr. H. Al Haris dalam pertemuan bersama Komisi XII DPR RI yang membahas percepatan proses optimalisasi pendapatan daerah, sehingga pembangunan di berbagai bidang dapat lebih merata dan berkelanjutan.

Keberadaan industri hulu migas melalui KKKS di provinsi Jambi memberikan kontribusi untuk daerah. Dampak dirasakan terhadap lingkungan sekitar melalui program tanggung jawab sosial seperti program beasiswa, perbaikan fasilitas umum dan pemberdayaan UMKM bagi masyarakat.

Tantangan Industri Hulu Migas

Industri hulu migas menghadapi tantangan yang tidak mudah, termasuk penurunan produksi alami pada lapangan-lapangan tua dan kesulitan penemuan cadangan raksasa baru. Di tengah isu transisi energi global, industri hulu migas juga dituntut untuk beradaptasi dengan upaya efisiensi energi, pengurangan emisi karbon, dan pengembangan teknologi seperti Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS).

Meski begitu, industri hulu migas akan tetap menjadi sektor yang tak tergantikan dalam jangka waktu yang panjang, terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia. Mengelola sumber daya ini dengan bijak, menarik investasi yang sehat, dan terus berinovasi adalah kunci untuk memastikan bahwa pilar ketahanan energi ini tetap kokoh menopang kemajuan bangsa.

Penulis: Wiliatno