Radarnesia.com – Bank Indonesia (BI) menilai peran generasi Z (Gen Z) sangat signifikan dalam mendorong adopsi sistem pembayaran digital berbasis QR Code, yakni Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Kontribusi generasi ini dinilai menjadi faktor kunci dalam percepatan penggunaan QRIS secara nasional.
Deputi Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Himawan Kusprianto mengungkapkan bahwa gen Z menunjukkan antusiasme tinggi terhadap transaksi digital. Bahkan, sebagian besar dari mereka akan segera memasuki dunia kerja, yang diperkirakan akan semakin memperluas penggunaan QRIS di masa mendatang.
“Perkembangannya akseleratif. Apalagi ini didorong oleh generasi Z, bahkan sebentar lagi mereka banyak yang masuk ke dunia kerja. Mereka sangat confident,” katanya dalam Media Gathering BI Jawa Timur di Malang, Jumat (18/7/2025).
Himawan memaparkan bahwa jumlah pengguna QRIS hingga awal tahun ini telah mencapai 56,28 juta orang. Sementara itu, merchant yang telah menerima pembayaran QRIS tercatat sebanyak 38,1 juta, dan jumlah mesin EDC mencapai 2,3 juta unit.
Dari keseluruhan pengguna lintas generasi, gen Z mendominasi dengan kontribusi sebesar 27,94 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lainnya, seperti generasi milenial, X, baby boomer, dan alpha.
Secara rinci, jumlah pengguna QRIS dari generasi Z tercatat mencapai 75,49 juta orang. Sementara generasi milenial menyumbang 69,9 juta pengguna (25,87 persen), generasi X sebanyak 59,12 juta (21,88 persen), baby boomer 31,23 juta (11,56 persen), dan generasi alpha sebanyak 29,9 juta orang (10,88 persen).
Menurut Himawan, kuatnya dukungan dari generasi Z dan milenial telah mendorong lonjakan besar dalam penggunaan QRIS. Sejak diperkenalkan pada tahun 2020 hingga awal 2025, volume transaksi QRIS telah menyentuh angka 1,02 miliar.
Ia menyebut pertumbuhan QRIS ini jauh melampaui perkembangan transaksi kartu debit nasional (GPN), yang dalam periode delapan tahun sejak 2018 hingga awal 2025 hanya mencatat 89,06 juta transaksi. Dari sisi sektor usaha, Himawan menyebut pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan pengguna utama QRIS.
Per Maret 2025, UMKM berkontribusi sebesar 93 persen dari total merchant QRIS yang ada. Lebih lanjut, dari 38,1 juta pelaku UMKM yang menggunakan QRIS, mayoritas atau 57,52 persen berasal dari usaha mikro.
Kemudian disusul pelaku usaha kecil sebanyak 29,59 persen, usaha menengah 5,89 persen, dan usaha besar sebanyak 3,37 persen. Perkembangan ini menjadi sinyal positif bagi transformasi sistem pembayaran digital nasional, sekaligus bukti bahwa UMKM dan generasi muda siap menjadi ujung tombak inklusi ekonomi berbasis teknologi. (ant/rpi)