RADARNESIA.COM – Harga batu bara global kembali mengalami penurunan akibat pergeseran permintaan energi. Harga kontrak batu bara Newcastle turun mendekati kisaran USD104-105 per ton, memperpanjang tren pelemahan yang berlangsung beberapa waktu terakhir.
Faktor-Faktor yang Menekan Harga
Beberapa faktor fundamental yang mempengaruhi harga batu bara, antara lain:
Energi Terbarukan: Energi terbarukan seperti matahari dan angin kini melampaui batu bara dalam pertumbuhan kapasitas pembangkit listrik global, mengurangi permintaan terhadap bahan bakar fosil.
Produksi Batu Bara di Tiongkok: Produksi batu bara termal di Tiongkok meningkat 3% dalam delapan bulan pertama 2025, menambah tekanan pasokan.
Proyeksi Kapasitas Energi: Badan Energi Internasional memperkirakan kapasitas energi bersih global akan melipatgandakan hingga 4600 gigawatt pada 2030, mendorong peralihan penggunaan energi fosil.
Implikasi bagi Indonesia
Penurunan harga batu bara berpengaruh langsung pada kinerja ekspor Indonesia sebagai salah satu eksportir batu bara terbesar dunia. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor batu bara sepanjang Januari-Agustus mengalami penurunan nilai sebesar 20,99% menjadi USD15,82 miliar dan volume ekspor turun 5,16% menjadi 251,13 juta ton.
Potensi Rebound
Meskipun harga batu bara global mengalami tekanan, potensi rebound masih terbuka apabila terjadi gangguan pasokan atau pemulihan ekonomi global. Investor dan pihak pelaku industri di Indonesia disarankan untuk memantau secara rutin data produksi, kebijakan energi global, serta indikator teknikal agar dapat merespons perubahan pasar dengan cepat.






