Scroll untuk baca artikel
banner 970x250
Nasional

Menkes Lepas 27 Dokter Spesialis untuk Ikuti Program Fellowship di Tiongkok dan Jepang

×

Menkes Lepas 27 Dokter Spesialis untuk Ikuti Program Fellowship di Tiongkok dan Jepang

Sebarkan artikel ini
WhatsApp Image 2025 01 06 at 6 11 42 PM 750x536 1

RADARNESIA.COM – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin secara resmi melepas peserta program fellowship yang akan mengikuti pendidikan dan penelitian di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Jepang

Acara pelepasan pada Senin (6/1/2025) itu ditandai dengan penyerahan Letter of Acceptance (LoA) dan Letter of Guarantee (LoG) kepada para peserta.

Menkes Budi menegaskan pentingnya program ini dalam mengatasi kekurangan dokter spesialis jantung di Indonesia, mengingat penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian di tanah air.

Berdasarkan data Kemenkes, setiap tahunnya 550 ribu orang meninggal akibat penyakit ini. Jadi, Menkes Budi mengatakan harus secepatnya mempersiapkan layanan untuk bisa menyelamatkannya.

“Kita mesti mempersiapkan alatnya, SDM kesehatan, dan pembiayaannya. Ini kita lakukan di level puskesmas, rumah sakit, dan level promotif preventif,” kata Menkes Budi.

Lanjutnya, penguatan layanan kardiovaskular saat ini difokuskan di 514 kabupaten/kota. Penanganan penyakit jantung idealnya harus dilakukan dalam waktu kurang dari dua jam.

Dengan waktu yang sangat singkat tersebut, pasien tidak memungkinkan untuk dirujuk ke tingkat provinsi. Oleh karena itu, rumah sakit di kabupaten/kota harus dilengkapi dengan alat dan SDM kesehatan yang memadai.

Namun, data Kemenkes menunjukkan bahwa dari 514 kabupaten/kota, sebanyak 372 di antaranya belum memiliki alat atau tenaga medis untuk layanan seperti kateterisasi jantung atau trombektomi.

Angka ini mencerminkan tingginya kebutuhan dokter spesialis untuk meningkatkan akses kesehatan yang merata. Ini adalah tantangan serius bagi sektor kesehatan di Indonesia.

“Program fellowship ini merupakan langkah strategis untuk mengatasi kekurangan dokter spesialis jantung yang sangat dibutuhkan, sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan jantung di Indonesia,” ujar Menkes Budi.

Pada batch ini, Kemenkes memberangkatkan 27 dokter spesialis, yang terdiri dari 22 dokter spesialis kardiologi intervensi dan lima dokter spesialis neurologi intervensi.

Program ini dilaksanakan dengan skema pembiayaan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sebagai wujud kolaborasi lintas sektor antara Kemenkes dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Para peserta fellowship akan menjalani pendidikan intensif selama satu tahun di beberapa rumah sakit ternama di RRT dan Jepang, seperti Fudan University Zhongshan Hospital, Zhongda Hospital, dan Sapporo Cardiovascular Center.

Program ini dirancang untuk memperdalam keahlian peserta dalam bidang kardiologi, khususnya diagnosis, pengobatan, dan teknologi terkini dalam penanganan penyakit jantung.

Sebagai gambaran, terdapat 28 kabupaten/kota di Indonesia yang sudah memiliki alat catheterization laboratory (cath lab) tetapi belum memiliki tenaga medis.

Sebaliknya, ada enam kabupaten/kota yang memiliki tenaga medis tetapi belum didukung fasilitas memadai. Program fellowship ini diharapkan menjadi solusi strategis untuk menutup kesenjangan tersebut.

“Setelah ini dijalani, bagikanlah pengalaman Anda dan jika ada kekurangan, sampaikan kepada kami supaya bisa segera diperbaiki. Tapi kalau ada keindahannya, bagikan juga ke teman-teman, sehingga mereka tahu dan berani mencoba,” kata Menkes Budi.

Menkes Budi berpesan untuk tidak lupa tujuan yang paling penting adalah menyelamatkan masyarakat Indonesia.

Plt. Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kemenkes Yuli Farianti menyatakan bahwa program fellowship ini bukan langkah pertama. Sebelumnya, pada 2024, batch pertama telah memberangkatkan 16 dokter ke Tiongkok.

Program ini juga didukung oleh kerja sama dengan berbagai mitra internasional, termasuk lembaga pendidikan tinggi dan rumah sakit pengampu.

Ke depan, pemerintah akan terus memantau efektivitas program ini. Dengan total kuota 47 fellowship kardiologi intervensi dan lima fellowship neurologi intervensi di luar negeri setiap tahunnya, diharapkan kesenjangan layanan kesehatan dapat semakin teratasi.

Bagi para peserta, program ini merupakan peluang sekaligus tanggung jawab besar.

“Ini adalah kesempatan untuk memperdalam keahlian sekaligus berkontribusi lebih besar kepada masyarakat.” kata dr. Bayushi Eka Putra, salah satu peserta dari RSUD Berkah Pandeglang yang akan menjalani fellowship di Sapporo Cardiovascular Center.

Dengan upaya ini, pemerintah optimistis dapat mempercepat transformasi sistem kesehatan di Indonesia, memastikan bahwa pelayanan kesehatan berkualitas tidak lagi menjadi hak istimewa bagi sebagian kecil wilayah.

banner 970x250
banner 970x250