RADARNESIA.COM – Kerusuhan sosial terburuk dalam 13 tahun terakhir melanda Inggris sejak pekan lalu. Perusuh menyerang hotel-hotel yang menampung para pencari suaka, komunitas muslim, menyebabkan kerusakan yang meluas, dan bentrok dengan polisi.
Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer dalam rapat kabinet pada Selasa (6/8/2024) memastikan para perusuh akan berhadapan dengan hukum. Starmer menegaskan pula bahwa apa yang sedang terjadi bukanlah aksi protes, melainkan kerusuhan yang disertai kekerasan dan perlu diperlakukan sebagai tindak kriminal. Demikian seperti dilansir BBC, Rabu (7/8/2024).
Secara terpisah, Direktur Penuntutan Umum untuk Inggris dan Wales Stephen Parkinson menyebutkan bahwa sekitar 100 dari 400 orang yang ditangkap terkait kerusuhan telah didakwa. Tidak tanggung-tanggung, beberapa akan didakwa terkait terorisme.
“Mereka harus tahu bahwa mereka tidak aman dan tidak ada tempat untuk bersembunyi,” ujar Parkinson.
Merespons situasi yang berkembang, KBRI London merilis imbauan terhadap Warga Negara Indonesia (WNI).
“WNI diminta untuk meningkatkan kewaspadaan, mempertimbangkan urgensi jika beraktivitas di luar rumah, hindari kerumunan massa dan lokasi-lokasi yang berpotensi menjadi tempat berkumpulnya massa,” demikian pernyataan KBRI London pada Selasa.
“WNI diminta selalu memantau dan mengikuti arahan otoritas setempat. Dalam kondisi darurat, segera hubungi nomor darurat setempat 112 atau 999 atau pun saluran kekonsuleran KBRI +447795105477 atau +447425648007.”
Berdasarkan komunikasi dengan komunitas Indonesia, hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban kerusuhan. Adapun jumlah WNI yang tercatat di berbagai kota di Inggris antara lain Sunderland 18 WNI; Manchester 532 WNI; Leeds 467 WNI; Nottingham 290 WNI; Bristol 228 WNI; Liverpool 134 WNI; dan London 3279 WNI.
Kedutaan Besar Inggris di Jakarta turut bersuara atas kerusuhan yang terjadi.
“Terkait kekerasan dan kekacauan yang terjadi di sejumlah kecil lokasi di Inggris, atas nama Pemerintah Inggris, saya ingin secara terbuka mengutuk premanisme dan hooliganisme yang tidak masuk akal, yang dilakukan oleh sebagian kecil kelompok. Saya juga ingin meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa orang-orang yang berkunjung ke Inggris tetap disambut dengan hangat,” demikian pernyataan Wakil Duta Besar Inggris Matthew Downing dikutip dari laman Liputan6.com pada Selasa.
“Inggris adalah negara yang toleran, terbuka, dan multikultural, dan apa yang Anda saksikan tidak mewakili nilai-nilai Inggris. Pemerintah Inggris dengan jelas menegaskan bahwa kami, sebagai negara, tidak akan menoleransi serangan terhadap masjid, komunitas muslim, atau siapa pun karena agama atau warna kulit mereka. Para penjahat yang melakukan tindakan ini dan mereka yang menghasut dengan kebencian serta disinformasi online akan mendapat hukuman penuh.”