RADARNESIA.COM – Garda Revolusi Iran mengumumkan bahwa mereka telah meluncurkan “ratusan drone dan rudal” ke lokasi militer di wilayah Israel, Sabtu (13/04/2024) malam. Demikian dikutip dari kantor berita AFP. Namun beberapa waktu sebelumnya, militer Israel sendiri sudah mengumumkan bahwa Iran meluncurkan serangan drone menuju Israel. Drone itu perlu beberapa jam untuk mencapai wilayah Israel.
Setelah peluncuran rudal dan drone tersebut, Iran mengancam akan melakukan serangan yang lebih besar ke wilayah Israel, apabila Israel melakukan serangan balsan.
“Respons kami akan jauh lebih besar dibandingkan aksi militer malam ini jika Israel membalas Iran,” tandas Kepala Staf Angkatan Bersenjata Mayor Jenderal Mohammad Bagheri. Demikian dikutip dari kantor berita Reuters.
Aksi serangan Iran berlangsung dua pekan setelah kompleks Konsulat Iran di Damaskus dihantam gempuran udara yang menewaskan sejumlah perwira Garda Revolusi Iran, termasuk komandan Pasukan Quds, Mohammad Reza Zahedi.
Bagheri juga memperingatkan, pangkalan militer Amerika Serikat (AS) juga bakal jadi sasaran, jika Washington mendukung langkah balasan Israel.
Sejauh ini, Presiden AS Joe Biden mengatakan ingin mengoordinasikan “tanggapan diplomatik terpadu” terhadap serangan Iran itu dalam pertemuan kelompok negara-negara industri G7 yang diselenggarakan pada hari Minggu (14/04/2024).
Sementara Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani mengatakan, pemerintah Israel harus menahan diri. “Saya berharap pemerintah Israel mengambil tindakan yang hati-hati. Saya berharap tidak akan ada serangan balik,” kata Tajani kepada stasiun radio RTL 102,5.
Pertahanan udara Israel baik, tapi ‘setiap sistem bisa ditembus’
Marina Miron, yang merupakan peneliti di Departemen Studi Perang di King’s College London, mengatakan kepada DW bahwa kemungkinan besar Iran menggunakan drone Mohajer 10 dalam serangannya.
Militer Iran menyebut bahwa mereka telah mempersiapkan operasi yang jauh lebih besar jika Israel membalas serangan udara yang dlancarkan Iran.
Beberapa rudal balistik berhasil menembus dan menghantam wilayah Israel, kata Laksamana Muda Hagari.
Salah satunya “menghantam ringan” pangkalan angkatan udara Nevatim di Gurun Negev, Israel selatan. Laksamana Muda Hagari mengatakan pangkalan itu “masih berfungsi”.
Kantor berita resmi Iran, IRNA, mengatakan serangan itu merupakan “pukulan keras” terhadap pangkalan udara tersebut.