Radarnesia.com – Salah satu kebijakan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang cukup kontroversial adalah idenya untuk menyuntikkan dana Rp200 triliun kepada 5 bank Himbara.

Uang Rp200 triliun tersebut merupakan uang negara yang mengendap di Bank Indonesia (BI) dan diperuntukkan memacu kredit.

Kelima bank yang mendapatkan jatah pembagian dari Rp200 triliun itu adalah Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BNI, Bank BTN, dan Bank BSI.

Dengan kucuran dana tersebut, Menkeu Purbaya meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan ada di kisaran 5,5 persen pada Kuartal IV.

Selain dengan kebijakan Rp200 triliun itu, Purbaya membeberkan sejumlah cara lain untuk memacu pertumbuhan ekonomi agar mencapai targetnya.

1. Memonitor Penyaluran Anggaran dari Bank Himbara

Menkeu Purbaya mulai safari mendadak ke bank yang mendapatkan uang dari pemerintah tersebut, dimulai dari Bank BNI dan terbaru ke Bank Mandiri.

Sidaknya itu, kata Menkeu Purbaya sambil memantau apakah para bank bisa menyalurkan uangnya ke masyarakat.

“Saya ke bank bukan iseg, saya pengin lihat mereka mulai nyalurin apa enggak. Kalau enggak bisa, di mana enggak bisanya. Kelihatannya ada sedikit adjustment ya,” ujar Menkeu Purbaya.

2. Persoalan Rokok

Purbaya mengungkapkan rencananya untuk mendatangi pabrik rokok termasuk permasalahan pajaknya.

“(Kunjungan) itu kan sebetulnya debottlenecking, pajak saya perbaiki nanti,” imbuhnya.

Pajak rokok sendiri, Purbaya menegaskan tak ada kenaikan di tahun 2026 dan akan makin gencar untuk memberantas peredaran rokok ilegal.

3. Perbaikan Sistem Coretax

Sistem perpajakan warisan Menkeu era Sri Mulyani yang masih mengalami banyak kendala ini, kata Purbaya akan segera diperbaiki dan kemungkinan akan selesai pada akhir Oktober 2025.

“Coretax mungkin satu bulan selesai, saya kirim orang ahli tuh bukan dari luar negeri, dari luar keuangan. Orangnya jago, dia bilang bisa sebulan ini, 2 minggu lagi, jadi 15 hari lagi berarti, kan,” tambahnya.

4. Bakal Sidak ke Bea Cukai

Bea Cukai juga menjadi sasaran sidak Menkeu Purbaya untuk melihat kinerjanya.

“Saya akan random, kita lihat. Paling penting distorsi ke pasar hilang, jadi barang-barang itu nggak ada lagi,” tegasnya.

5. Dorong Industri Tekstil

Mantan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ini lanjut menceritakan pernah hadir di fashion show busana muslim yang menurutnya bagus namun secara mengejutkan, kata Purbaya justru industri busana muslim di pasar Indonesia dikuasai China.

“Kalau persaingan normal, mungkin saya nggak bisa apa-apa, tapi yang ilegal-ilegal iu saya akan beresin supaya industri lokal maju, garmen lokal maju, baju-baju ini mereka maju, jadi kita maju,” paparnya.

“Saya nggak akan ngasih pasar kita ke negara lain tanpa perlawanan, nanti kita panggilin. Saya harusnya ketemu pengusaha-pengusaha juga nggak lama nanti,” tandasnya.