RADARNESIA.COM – Masyarakat diminta waspada akan munculnya angin puting beliung seperti yang terjadi di Bandung dan Sumedang.
Pasalnya, puting beliung yang melanda kedua daerah itu, bepotensi terjadi lagi di sejumlah wilayah di Indonesia.
BMKG mengungkapkan ada tiga fenomena cuaca yang berpotensi jadi pemicu angin puting beliung. Yakni, aktivitas monsun Asia, aktivitas gelombang atmosfer di Indonesia Tengah dan Timur, serta terbentuknya pola belokan dan pertemuan angin memanjang di Indonesia Tengah dan Selatan.
Angin puting beliung merupakan angin kencang yang berputar, terbentuk akibat sistem awan kumulonimbus (CB) yang mampu menimbulkan cuaca ekstrem.
”Namun, tidak setiap awan CB menimbulkan puting beliung, bergantung kondisi atmosfer,’’ kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto.
Menurut dia, angin puting beliung biasanya terjadi dengan durasi kurang dari 10 menit. Fenomena puting beliung biasanya terjadi saat peralihan musim. ”Namun, bisa terjadi juga saat musim hujan,’’ katanya.
Menurutnya, proses pembentukan angin puting beliung sulit untuk dicegah. Namun, bisa diwaspadai terhadap hujan sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat atau petir dan angin kencang pada sore hari, terutama pada waktu pemanasan kuat antara pukul 10.00 hingga 14.00 WIB.
”Biasanya ditandai dengan jenis awan yang berwarna gelap dan menjulang tinggi seperti kembang kol dan terkadang memiliki landasan pada puncaknya. Ini yang disebut awan jenis kumulonimbus,’’ jelasnya.
Sementara itu, pakar meteorologi BRIN Edvin Aldrian mengatakan, fenomena yang terjadi di Rancaekek bukan tornado.
Menurut profesor riset di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN itu, angin kencang yang terlihat berputar-putar di Rancaekek tersebut adalah angin puting beliung. ”Saya sudah lihat videonya. Itu kecil saja dan cucunya siklon,’’ katanya kemarin.
Kalau diubah ke bahasa Inggris sekalipun, angin puting beliung di Rancaekek tersebut bukan tornado. Dia menyebutkan angin itu lebih tepat disebut dalam bahasa asing sebagai twister.
Menurutnya, angin puting beliung merupakan fenomena alam yang kerap terjadi di Indonesia. Khususnya di Pulau Sumatera, Jawa, dan Sulawesi.
Angin seperti itu jarang ditemukan di Kalimantan. Sebab, Kalimantan pulaunya luas. Tidak seperti Sumatera, Jawa, dan Sulawesi yang lebih sempit.
Dia menjelaskan, angin puting beliung terjadi karena ada pertemuan suhu dingin dari lautan dengan suhu lebih tinggi di daratan. Tanda munculnya angin puting beliung biasanya di atasnya ada awan gelap yang berderet-deret.