RADARNESIA.COM – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mengunjungi fasilitas laboratorium PT Equilab International, salah satu laboratorium pengujian independen di Indonesia.
Kunjungan tersebut untuk meninjau kapasitas dan kontribusinya dalam mendukung pengawasan mutu obat dan makanan.
Kepala BPOM Taruna Ikrar seperti keterangan resminya Kamis (30/1/2025), memberikan arahan terkait peluang dan tantangan di sektor farmasi.
“Saat ini, 65 persen produk farmasi global adalah produk biologi dan ini akan terus berkembang. Equilab perlu meningkatkan kapasitas uji klinis dibidang ini,” kata Taruna.
Selain itu, lanjutnya, BPOM juga mendorong investasi industri farmasi untuk mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku obat yang masih mencapai 94 persen.
Taruna juga menekankan pentingnya laboratorium, seperti Equilab dalam mendukung riset dan pengembangan obat herbal Indonesia.
Indonesia memiliki lebih dari 17 ribu bahan alam untuk obat, tetapi baru 97 yang mencapai status obat herbal terstandar dan hanya 21 produk yang menjadi fitofarmaka.
Taruna menjelaskan perlukan laboratorium uji klinik yang kompeten untuk mempercepat proses ini.
Pada peninjauan ke fasilitas laboratorium Equilab, Taruna menyoroti kesiapan Equilab untuk menghadapi audit World Health Organization (WHO) sebagai bagian dari upaya BPOM menjadi WHO Listed Authority (WLA).
“Equilab memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu site yang dikunjungi tim WHO. Kami optimis kehadiran Equilab dapat memperkuat posisi Indonesia di mata dunia,” lanjut Taruna.
Direktur Utama PT Equilab International Ronal Simanjuntak menyambut baik arahan ini dan menyatakan kesiapan Equilab mendukung BPOM.
“Kami terus berkomitmen untuk mendukung penguatan pengawasan mutu obat dan makanan, termasuk berkontribusi dalam pengembangan kapasitas UMKM di sektor ini,” kata Ronal.
Ia menjelaskan bahwa pihaknya telah berkembang menjadi laboratorium yang mampu menguji hingga 278 molekul, termasuk molekul imunologi dan penyakit menular, serta mendukung pengembangan obat inovatif.
Layanan ini membantu industri dalam negeri memenuhi persyaratan ekspor sekaligus mendukung regulasi BPOM.
“Kami berharap BPOM dapat mempertimbangkan mekanisme sertifikasi khusus untuk laboratorium uji BE di Indonesia guna menciptakan standar yang seragam,” tambah Ronal.