Radarnesia.com – Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Purbaya Yudhi Sadewa kembali mencuri perhatian sebagian publik Tanah Air usai membeberkan ihwal target-target dalam program stimulus ekonomi RI terbaru pada tahun 2025.

Sebelumnya diketahui, Presiden RI, Prabowo Subianto meluncurkan sejumlah program stimulus ekonomi, terdapat 8 program yang dilaksanakan hingga akhir tahun 2025 dengan modal anggaran Rp16,23 triliun.

Selain itu, ada 4 kebijakan ekonomi pada tahun 2025 yang akan dilanjutkan pada 2026. Salah satunya, Program Diskon Iuran JKK dan JKM untuk semua penerima bukan penerima upah (BPU).

Program ini menargetkan pekerja seperti tukang ojek. Selain itu, terdapat 5 program penyerapan tenaga kerja. Salah satunya revitalisasi tambak di Pantai Utara (Pantura) Jawa.

Terkini, Purbaya meyakini defisit anggaran penerimaan dan belanja negara (APBN) tidak akan melebar meski Presiden Prabowo Subianto meluncurkan stimulus ekonomi baru.

Purbaya mengatakan stimulus ekonomi akan menggunakan anggaran yang tersedia di APBN 2025. Menurutnya, semua keperluan anggaran itu telah dihitung dengan matang.

“Sudah dihitung secara matang. Jadi ini hanya optimalisasi penyerapan anggaran, supaya berdampak bagi perekonomian tanpa mengubah defisit terlalu signifikan,” kata Purbaya.

Lantas, apa saja hal-hal lain yang menjadi target khusus sang menteri keuangan baru pengganti Sri Mulyani sejauh ini untuk pertumbuhan ekonomi RI? Berikut sejumlah fakta di antaranya:

1. Anggaran Bantuan Pangan Rp7 Triliun

Dalam kesempatan yang sama, Purbaya mengatakan selalu ada anggaran lebih setiap tahunnya.

Menkeu baru di Kabinet Merah Putih itu telah menghitung kira-kira anggaran dari sektor mana yang bisa dialihkan ke program-program stimulus itu.

Purbaya menyakini, keperluan anggaran paling besar di antara program-program stimulus ekonomi adalah bantuan pangan. Program itu membutuhkan anggaran Rp7 triliun.

“Sudah ada uangnya kami sediakan, bukan berarti defisit melebar, tapi kami bisa perkirakan setiap tahun tuh berapa sih penyerapannya anggaran kita,” terangnya.

“Daripada sisa, tinggal tiga bulan lagi, mungkin enggak kepakai, jadi saya pakai ke sana,” imbuhnya.

2. Purbaya: PDB Tumbuh, Penerimaan Pajak Cepat

Terkait program stimulus ekonomi, Purbaya menjanjikan hal tersebut dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

Bila program itu berjalan maksimal, Menkeu RI itu menyebut penerimaan pajak di Indonesia juga akan bertambah.

“PDB tumbuh lebih cepat, tax-nya lebih cepat juga, jadi dampaknya ke defisit cenderung netral to positif,” tegas Purbaya dalam kesempatan yang sama.

Selain itu, Purbaya juga sempat menyoroti terkait penyaluran kredit senilai Rp200 trilun ke sejumlah Bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dalam upayanya menjalankan roda perekonomian RI.

3. Yakin Perang Bunga Minim

Dalam kesempatan yang sama, Purbaya juga sempat meyakini adanya perang bunga yang dapat ditekan atau diminimalisir dalam penyaluran kredit ke 5 bank Himbara alam pernyataannya bersama Menko Perekonomian RI, Airlangga Hartarto.

Mulanya, Menkeu RI itu mengungkapkan, para pimpinan bank penerima dana negara sebesar Rp200 triliun saat ini menghadapi tantangan dalam menyalurkan kredit ke masyarakat.

Purbaya menjelaskan, dana tersebut telah sepenuhnya disalurkan kepada lima Bank Himbara sejak beberapa hari lalu.

“Uangnya sudah nongkrong di sana. Sekarang saya duga para Dirut (Direktur Utama) bank pusing mau menyalurkan ke mana,” ujar Purbaya.

Meski begitu, Purbaya tidak merasa khawatir jika bank-bank tersebut belum mampu menyalurkan dana tambahan secara langsung. Menurutnya, kondisi itu justru diyakini dapat meminimalisir perang bunga.

“Paling tidak kalau mereka belum bisa menyalurkan karena punya uang lebih, dia tidak akan perang bunga lagi,” ucapnya.

Selain itu, Purbaya menyebut tidak hanya bunga pinjaman, tetapi juga bunga deposito bisa lebih terkendali.

“Yang jelas cost of money turun. Jadi yang punya uang tidak ragu untuk belanja, yang mau pinjam ke bank tidak ragu untuk pinjam,” tukasnya.