RADARNESIA.COM – Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menggelar kegiatan penguatan literasi dan sastra di Jawa Tengah. Kegiatan turut mencakup revitalisasi bahasa daerah.
Wamendikdasmen Fajar Riza Ul Haq menekankan pentingnya pemanfaatan media digital dalam pelestarian bahasa daerah. Bahasa daerah menghadapi tantangan serius di era digital, karena anak-anak lebih akrab dengan bahasa gaul.
Ia menyebut bahasa daerah juga sudah tidak lagi banyak digunakan di lingkungan keluarga. Sebab, rang tua berasal dari suku yang berbeda, sehingga menggunakan bahasa Indonesia.
“Hal ini juga menjadi peluang, dengan cara manfaatkan media sosial, kemas dalam bentuk menarik. Bicarakan isu anak muda dalam bahasa daerah. Itu bisa menjadi gerakan viral yang menyenangkan,” kata Fajar melalui keterangan tertulis, Selasa, 13 Mei 2025.
Fajar juga menyoroti perlunya penggunaan bahasa daerah sebagai pengantar pembelajaran pada kelas awal. Berdasarkan hasil penelitian dan kajian, pembelajaran menggunakan bahasa daerah di kelas dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi lebih baik.
“Penggunaan bahasa daerah yang efektif dalam pembelajaran telah menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam pencapaian peserta didik secara keseluruhan,” tegas Fajar.
Fajar berharap generasi muda tidak sekadar sebagai tunas, namun bisa tumbuh subur laksana pohon yang akan berbuah dan bermanfaat bagi masyarakat sebagai agen pelestari bahasa daerah ke generasi selanjutnya.
“Kita semua punya peran. Pemerintah, sekolah, keluarga, dan komunitas harus bersinergi,” ujarnya.
Acara ini juga menjadi panggung penghargaan bagi 28 pemenang Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2025. Mereka tampil sangat memukau, sekaligus didokumentasikan untuk kampanye nasional jelang dilaksanakannya Festival Tunas Bahasa Ibu Tingkat Nasional (FTBIN) yang akan dilaksanakan di Jakarta pada akhir Mei 2024.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin, menyampaikan bahwa sastra dan literasi adalah kekuatan penting dalam pembangunan karakter bangsa. Sastra membentuk nalar dan nilai serta karakter. Komunitas literasi dan sastra adalah pilar penting dalam peran partisipasi semesta mencerdaskan generasi emas.
“Bantuan pemerintah ini adalah bentuk dukungan dan kehadiran pemerintah terhadap partisipasi masyarakat dalam peningkatan literasi dan pengembangan sastra. Untuk itu, pengelolaannya harus efisien, efektif, dan tertib administrasi,” ujar Hafidz.
Hafidz mengungkapkan bahwa tahun ini 100 komunitas pegiat literasi akan menerima bantuan dengan total alokasi Rp50 juta. Bagi komunitas sastra akan mendapatkan bantuan pemerintah dengan jumlah maksimal 100 juta rupiah, sedangkan sastrawan dengan pengabdian minimal 40 tahun akan mendapatkan bantuan sebesar Rp25 juta, dan minimal 50 tahun akan mendapatkan bantuan Rp40 juta.