RADARNESIA.COM – Isu mengenai kemungkinan penjegalan Anies Baswedan untuk maju dalam Pilgub DKI Jakarta semakin memanas dengan kehadiran Koalisi Indonesia Maju Plus (KIM Plus) yang mendukung Ridwan Kamil sebagai calon gubernur.
Partai Nasdem dan PKB, yang sebelumnya telah menyatakan dukungannya kepada Anies, dikabarkan mulai mempertimbangkan untuk beralih bergabung dengan KIM Plus.
PKS yang sejak awal mendukung Anies, kini juga dilaporkan mulai menjajaki kemungkinan bergabung dengan KIM Plus, sementara PDI Perjuangan mulai membuka jalur komunikasi dengan koalisi tersebut.
Sebelumnya, Muhammad Kholid dari PKS menyatakan bahwa partainya telah memberikan dukungan penuh kepada Anies dengan total 18 kursi, dan menyebutkan bahwa Presiden PKS, Ahmad Syaikhu, bahkan turun tangan mencari mitra koalisi untuk memenuhi kekurangan kursi yang ada
Mendengar hal tersebut, Pengamat Politik Adi Prayitno menyampaikan pendapatnya bahwa sebenarnya partai mau mengusung siapapun itu hak dari partai asalkan jangan melawan kotak kosong.
Ia juga menyampaikan jangan sampai calon yang diusung KIM Plus tidak ada lawannya, karena hal tersebut tidak bagus untuk demokrasi.
“Sebenarnya suka-suka partai mau mengusung siapapun, bagi saya Pilkada Jakarta bukan soal Anies dan tidak Anies yang paling penting jangan melawan kotak kosong” ucap Adi Prayitno, dikutip dari Youtube tvOneNews, pada Jumat, 9 Agustus 2024.
“PKS dengan PDIP mau usung Ahok, mau usung sahibul iman itu lain hal. Tapi jangan sampai ada upaya, supaya jagoan dari Kim ni enggak ada lawannya itu tidak bagus bagi demokrasi” lanjutnya.
Adi Prayitno mengatakan bahwa terdapat tanda-tanda yang jelas akan mengarah ke arah akan melawan kotak kosong.
“Tanda-tanda alamnya jelas PKB kelihatan gestur tubuhnya ingin bergabung, Nasdem juga iya, PKS ini kan dari dulu kan memang cinta matinya ke Anies kok belakang cinta matinya agak sedikit berkurang” ujarnya.
“Karena Anies dikasih ultimatum awal Agustus tak dapat partai tambahan bukan tidak mungkin PKS akan bersikap sama seperti di Sumut melirik Edi Rehmayadi tapi deklarasi dukungannya kepada Boby Nasution itu sangat potensial di Jakarta” sambungnya.
Menanggapi pendapat dari pengamat politik tersebut, Politisi PKS, Muhammad Kholid mengatakan bukan soal cinta mati atau tidak dengan Anies.
Tapi, terkait calon tersebut bukan hanya bisa memenangkan hati pemilih namun juga dapat menjadi pemangku kepentingan yakni koalisi bisa terbentuk.
“Bukan masalah cinta mati atau tidak cinta mati kepemimpinan itu diuji adalah bagaimana dia bukan hanya bisa memenangkan hati pemilih, tapi dia juga bisa memastikan pemangku kepentingan yaitu koalisi partai itu bisa terbentuk” ujarnya.
Kholid menyampaikan PKS sudah membuka jalan dengan memberikan 18 kursi yakni sekitar 80% sudah terpenuhi dan tinggal 20% lagi PKS meminta kepada Anies untuk menyakinkan partai-partai agar bisa berjalan bersama.