Mitos dan Fakta Seputar Diet Vegan – Diet vegan, juga dikenal sebagai diet nabati atau vegetarian, telah menjadi topik pembicaraan populer dalam beberapa tahun terakhir.
Diet ini menghilangkan semua produk hewani dari konsumsi dan fokus pada makanan nabati seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Beberapa orang memilih diet vegan untuk alasan etis, seperti kepedulian terhadap kesejahteraan hewan, sementara yang lain menerapkannya untuk alasan kesehatan.
Namun, seperti kebanyakan hal dalam hidup, ada banyak mitos yang berkembang seputar diet vegan. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi beberapa mitos dan fakta seputar diet vegan.
Mitos: Diet Vegan Tidak Memberikan Asupan Nutrisi Yang Cukup
Salah satu mitos paling umum yang berkembang seputar diet vegan adalah bahwa diet ini tidak dapat memberikan asupan nutrisi yang cukup bagi tubuh.
Namun, faktanya adalah bahwa diet vegan yang seimbang dan bervariasi dapat menyediakan semua nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
Beberapa nutrisi penting yang sering dianggap sulit untuk didapat dari makanan nabati adalah protein, zat besi, kalsium, dan vitamin B12.
Namun, banyak sumber protein nabati yang dapat memenuhi kebutuhan harian, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran hijau.
Sementara zat besi dapat ditemukan dalam sumber nabati seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran hijau yang berdaun.
Kalsium dapat ditemukan dalam sayuran hijau seperti kale dan brokoli, serta dalam sumber nabati lainnya seperti biji wijen dan kacang almond.
Meskipun vitamin B12 umumnya ditemukan dalam produk hewani, vitamin ini dapat diperoleh melalui suplemen atau produk yang diperkaya dengan vitamin B12, seperti susu kedelai dan sereal sarapan.
Mitos: Diet Vegan Tidak Memberikan Energi Yang Cukup
Banyak orang percaya bahwa diet vegan tidak memberikan energi yang cukup bagi tubuh.
Namun, faktanya adalah bahwa diet vegan yang seimbang dapat menyediakan energi yang cukup bagi tubuh.
Kebutuhan energi harian tergantung pada faktor seperti usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas, dan kebutuhan kalori.
Sebagian besar makanan nabati memiliki kandungan kalori yang rendah, sehingga untuk memenuhi kebutuhan kalori harian, seorang vegan perlu mengonsumsi lebih banyak makanan daripada seseorang yang mengonsumsi produk hewani.
Mitos: Diet Vegan Tidak Cocok Untuk Olahraga Atletik
Beberapa orang percaya bahwa diet vegan tidak cocok untuk olahraga atletik karena kurangnya asupan protein dan nutrisi penting lainnya.
Namun, faktanya adalah bahwa banyak atlet yang menjalani diet vegan dan meraih keberhasilan besar. Sebagai contoh, atlet Olimpiade Carl Lewis dan bintang sepak bola Lionel Messi adalah vegan.
Untuk menjaga kebutuhan nutrisi harian, atlet vegan perlu memastikan bahwa mereka mengonsumsi makanan yang seimbang dan memenuhi kebutuhan nutrisi mereka.
Makanan nabati yang kaya akan protein seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran hijau harus menjadi bagian dari diet mereka, serta sumber energi seperti karbohidrat kompleks.
Mereka juga harus mempertimbangkan untuk mengonsumsi suplemen seperti vitamin B12 dan zat besi.
Mitos: Diet Vegan Mahal
Beberapa orang percaya bahwa diet vegan mahal karena makanan nabati sering dianggap lebih mahal daripada produk hewani.
Namun, faktanya adalah bahwa diet vegan dapat menjadi pilihan yang lebih ekonomis karena sumber protein nabati seperti kacang-kacangan dan biji-bijian biasanya lebih murah daripada daging.
Selain itu, dengan memasak makanan sendiri daripada membeli makanan olahan atau makanan cepat saji, seseorang dapat menghemat uang dan memastikan bahwa mereka mengonsumsi makanan sehat dan bervariasi.
Mitos: Diet Vegan Tidak Memberikan Kesuburan
Beberapa orang percaya bahwa diet vegan tidak cocok untuk kehamilan atau menyusui karena kurangnya asupan nutrisi penting seperti protein, zat besi, dan kalsium.
Namun, faktanya adalah bahwa diet vegan yang seimbang dapat menyediakan semua nutrisi yang dibutuhkan untuk kehamilan dan menyusui.
Untuk memastikan bahwa mereka memenuhi kebutuhan nutrisi mereka, seorang vegan yang hamil atau menyusui harus memperhatikan asupan protein dan zat besi, serta mempertimbangkan untuk mengonsumsi suplemen asam folat dan vitamin B12.
Sumber kalsium nabati yang kaya, seperti sayuran hijau, biji wijen, dan kacang almond, harus juga menjadi bagian dari diet mereka.