RADARNESIA.COM – Menjelang pemilihan kepala daerah Jakarta (Pilkada Jakarta 2024), kemungkinan besar Anies Baswedan akan gagal untuk berlaga di Jakarta.
Hal ini lantaran ada sinyal kuat dari partai pendukung Anies yaitu PKS yang akan bergabung bersama Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Sebelumnya, Partai NasDem sudah lebih dulu meninggalkan Anies Baswedan dan bergabung bersama KIM yang akan mengusung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024.
Sinyal kuat PKS tinggalkan Anies ini terjadi karena Mantan Gubernur Jakarta tersebut dinilai gagal untuk memenuhi tenggat waktu 40 hari mencari koalisi dari partai politik lain.
Namun disinggung mengenai tenggat waktu untuk mencari koalisi dari partai lain ini, Anies mengaku tidak mengetahui deadline tersebut.
“Saya kaget aja mendengar jubir-jubir PKS di media mengatakan tenggat waktu 40 hari, lalu deadline 4 Agustus sebagai deadline cari partai lain. Karena tidak pernah dibahas,” ungkap Anies Baswedan melalui rekaman suara yang dikutip dari YouTube Kompas TV pada Jumat, 16 Agustus 2024.
Dalam rekaman suara tersebut Anies mengungkap jika tidak pernah ada tenggat waktu soal SK dari partai politik lain.
Meskipun begitu, Mantan Gubernur Jakarta tersebut tetap menghormati dan menghargai apapun yang menjadi keputusan dari partai.
Ia juga menegaskan jika masing-masing partai memiliki kendala, kesempatan hingga kepentingan yang berbeda-beda.
“Saya ini menghormati apapun keputusan partai, kita hormati, kita hargai dan kita tahu masing-masing partai ini memiliki kendala, memiliki kesempatan yang berbeda-beda. Punya kepentingan, punya misi yang khas partainya,” tegas Anies.
Sementara itu, PKS mulai menjalin komunikasi dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) demi bisa memenuhi tiket hingga batas waktu pendaftaran Pilkada Jakarta 2024.
Melalui juru bicara PKS, Muhammad Kholid, mengatakan jika PKS memiliki dua kerangka kerja.
Kerangka kerja yang pertama PKS akan mengusung Anies Baswedan – Sohibul Iman untuk maju di Pilkada Jakarta 2024 mendatang.
Sementara itu, untuk kerangka kerja yang kedua salah satunya yaitu membangun komunikasi dengan KIM.
Ia juga mengatakan jika mengusung Anies Baswedan – Sohibul Iman di Pilkada Jakarta tidak berjalan dengan baik.
“Kerangka kerja yang pertama ini tidak berjalan sesuai yang kita harapkan, sampai detik ini belum ada satupun partai yang secara official tertulis memberikan SK rekomendasi untuk majunya Mas Anies,” ungkap Muhammad Kholid.***