RADARNESIA.COM – Menanggapi insiden pesawat BTK6723 Batik Air A320 registrasi PK-LUV, dimana pilot dan copilot tertidur di saat yang bersamaan, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan memberikan teguran keras kepada Batik Air dan akan melakukan investigasi secara khusus terkait kasus tersebut.

Ditemui di Jakarta, Direktur Jenderal Perhubungan Udara, M. Kristi Endah Murni mengatakan maskapai perlu memperhatikan waktu dan kualitas istirahat pilot dan awak pesawat lainnya, yang mempengaruhi kewaspadaan dalam penerbangan.

“Kami akan melakukan investigasi dan review terhadap Night Flight operation di Indonesia terkait dengan Fatigue Risk Management (manajemen risiko atas kelelahan) untuk Batik Air dan juga seluruh operator penerbangan,” jelas Kristi.

Selanjutnya untuk kru BTK6723 telah di-grounded sesuai SOP internal untuk investigasi lebih lanjut dan Ditjen Hubud akan mengirimkan inspektur penerbangan yang menanganj Resolusi of Safety Issue (RSI) untuk menemukan akar permasaahan dan merekomendasikan tindakan mitigasi terkait kasus ini kepada operator penerbangan dan pengawasnya.

“Direktorat Jenderal Perhubungan Udara memberikan apresiasi terhadap KNKT serta menanggapi serius kasus Batik Air. Kami tegaskan bahwa sanksi akan diberlakukan sesuai dengan hasil investigasi yang ditemukan oleh tim investigator,” pungkas Kristi.

 

Sebelumnya, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam laporannya mengungkapkan pilot Batik Air tertidur selama 28 menit saat melakukan penerbangan dari Kendari, Sulawesi Tenggara, menuju Jakarta pada 25 Januari.
Menurut KNKT, insiden ini adalah “masalah serius” yang menyebabkan serangkaian kesalahan navigasi.

Dalam laporannya KNKT mengungkapkan kronologi detik-detik pilot Batik Air yang tertidur selama 28 menit.

KNKT menyebut pesawat dengan nomor penerbangan ID6723 ini dioperasikan oleh pilot berusia 32 tahun dan first officer berusia 28 tahun.

Sekitar pukul 08.37 waktu setempat, saat pesawat mencapai ketinggian jelajah, kedua awak melepas headset. Lalu, pilot bertanya kepada first officer, ‘apakah dia boleh tertidur.’ First officer menyetujuinya.

First officer pun langsung mengambil alih sebagai pilot selama 40 menit berikutnya sebelum rekannya benar-benar terbangun. Ketika sudah bangun, Pilot itu bertanya apakah first officer ingin beristirahat.

Namun, first officer menolak dan memilih melanjutkan tugasnya.

Sekitar pukul 08.43 WIB, first officer yang masih menerbangkan pesawat melakukan kontak awal dengan pengatur lalu lintas udara Jakarta. Dia diinstruksikan menuju waypoint KURUS yang terletak di timur laut bandara ibu kota.

Saat itu, pesawat tengah terbang dengan arah 250° dan berada di sebelah timur titik jalan. Sekitar 1 menit setelah kontak dengan Jakarta, first officer tidak sengaja tertidur.

Saat dia tertidur, pusat kendali wilayah Jakarta menanyakan kepada kru berapa lama A320 perlu terbang pada jalurnya saat ini. Namun, tidak mendapat tanggapan.

Beberapa upaya untuk menghubungi pesawat dilakukan. Termasuk, meminta pilot lain untuk memanggil awak pesawat.

“Sekitar 28 menit setelah petugas pertama tertidur, kapten terbangun dan menyadari bahwa pesawat tidak berada di jalur yang benar,” kata KNKT.

Pilot pun membangunkan first officer dan menanggapi panggilan dari pusat kendali wilayah Jakarta. Pilot mengatakan bahwa mereka mengalami masalah komunikasi radio.

Beruntungnya, pesawat mendarat dengan selamat di Jakarta. Tidak ada kerusakan pada pesawat atau cedera pada penumpangnya. Penyelidik tidak menemukan masalah dengan sistem komunikasi pesawat.

“Sebelum penerbangan tidak ada catatan atau laporan kerusakan sistem pesawat. Setelah (insiden) tersebut, sistem komunikasi radio pesawat ditemukan dalam kondisi normal,” katanya melansir flight global.