RADARNESIA.COM – Empat orang tewas saat ribuan warga Palestina menyerbu sebuah gudang milik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Gaza. Menurut keterangan otoritas kesehatan Gaza seperti dilansir The Guardian, dua orang tewas terinjak dan dua lainnya meninggal karena luka tembak setelah kerumunan massa memaksa masuk ke gudang milik Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP) di Deir al-Balah pada Rabu (28/5/2025) sore.

Belum jelas apakah tembakan berasal dari pasukan Israel, kontraktor swasta, atau pihak lainnya. Sebuah rumah sakit lapangan milik Palang Merah melaporkan bahwa korban luka dari lokasi kejadian termasuk perempuan dan anak-anak dengan luka tembak.

Rekaman video menunjukkan kerumunan besar orang berteriak dan berdesakan masuk ke dalam bangunan, sementara yang lain melemparkan kantong-kantong tepung dan kotak makanan ke arah kerumunan.

“Orang-orang yang kelaparan menyerbu gudang al-Ghafari milik WFP di Deir al-Balah, Gaza tengah, untuk mencari pasokan makanan yang sebelumnya telah diposisikan untuk didistribusikan,” demikian pernyataan WFP, yang memperingatkan pula adanya kondisi yang mengkhawatirkan dan terus memburuk di lapangan.

“Kebutuhan kemanusiaan telah benar-benar di luar kendali setelah 80 hari blokade total terhadap semua bantuan makanan dan bantuan lainnya ke Gaza. Gaza membutuhkan peningkatan bantuan pangan secara segera. Hanya itu satu-satunya cara untuk meyakinkan masyarakat bahwa mereka tidak akan mati kelaparan.”

Seorang utusan PBB membandingkan bantuan yang sangat terbatas yang diizinkan masuk ke Gaza dengan sekoci setelah kapal tenggelam. Sigrid Kaag, penjabat koordinator khusus PBB untuk Timur Tengah, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa warga Gaza yang menghadapi kelaparan sudah kehilangan harapan.

Blokade ketat yang terus berlanjut oleh Israel membuat sebagian besar penduduk Gaza mengalami kelaparan parah. Petugas medis dan pekerja bantuan kemanusiaan di wilayah Palestina yang hancur itu telah menyatakan selama berbulan-bulan bahwa kasus malnutrisi terus menyebar. Roti yang biasa diproduksi oleh WFP tak lagi tersedia karena tidak adanya gas untuk memasak dan harga bahan pangan yang masih tersedia di toko dan pasar melonjak tajam.

Insiden kematian terkait distribusi makanan yang kacau juga dilaporkan terjadi pada Selasa (27/5). Pejabat kesehatan Gaza mengonfirmasi bahwa sedikitnya satu warga sipil tewas dan 48 lainnya terluka dalam insiden terpisah di titik distribusi makanan di wilayah selatan. Pasukan Israel disebut menembaki lokasi yang baru dibuka itu ketika kerumunan besar berkumpul di sana.

Sejumlah saksi mata menuturkan pasukan Israel mulai menembak setelah ribuan warga Palestina menerobos pagar di sekitar pusat distribusi yang dikelola oleh kelompok Gaza Humanitarian Foundation (GHF) yang didukung Amerika Serikat (AS) dan Israel untuk menggantikan peran sistem distribusi bantuan pangan PBB di wilayah Palestina.

Dalam pernyataan yang dirilis pada Rabu, GHF menyatakan, “Tidak ada tembakan yang diarahkan ke kerumunan warga Palestina dan tidak ada korban jiwa.”

Ajith Sunghay, kepala kantor hak asasi manusia PBB untuk wilayah Palestina, menuturkan sebagian besar korban luka terluka akibat tembakan. Otoritas kesehatan Gaza menyebutkan sedikitnya satu orang tewas.***