RADARNESIA.COM – Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes RI Liliek Marhaendro Susilo menekankan bahwa puncak ibadah haji nanti saat di Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna) mulai tanggal 4 Juni pemberangkatannya dan membutuhkan persiapan serta manajemen diri yang baik.

Liliek mengatakan para jemaah, terutama lanjut usia (Lansia) atau memiliki penyakit penyerta seperti jantung, hipertensi, dan diabetes, untuk mengurangi ibadah sunah yang membutuhkan pengerahan tenaga ekstra.

“Contohnya, mengurangi frekuensi umroh, tawaf sunah berulang kali, menghindari jalan kaki jarak jauh ke Masjidil Haram ataupun Masjid Nabawi, serta wisata ziarah. Jemaah harus memastikan waktu istirahat yang cukup,” tegas Liliek pada Sabtu (24/5/2025).

Lanjutnya, ibadah sunah memang memiliki pahala yang besar, namun kesehatan dan keselamatan jiwa jauh lebih utama, terutamanya pada saat pelaksanaan haji di Armuzna. Ia menganjurkan jemaah untuk tidak memaksakan diri.

Liliek juga meminta jemaah untuk menghindari ibadah di siang hari yang terik. Gunakan selalu alat pelindung diri (APD) seperti masker, payung, kacamata hitam, alas kaki, ketika akan dan saat melakukan ibadah.

Kemudian minum air putih atau air zam-zam sedikit demi sedikit hingga sua liter per hari. Jangan lupa juga minum oralit sehari sekali agar tidak dehidrasi.

Ia pun mengingatkan agar para jemaah yang sakit dan yang sudah minum obat untuk diminum secara teratur. Menghindari stres dengan selalu berpikiran positif dan berzikir. Memeriksa kesehatan 3 kali seminggu ke petugas kesehatan untuk memastikan faktor risiko penyakit terkendali.

“Dan, yang paling penting adalah mendampingi jemaah dengan komorbid dan lansia yang memiliki riwayat jantung bekerja sama dengan ketua regu dan jemaah yang sehat,” ucap Liliek.

Tujuan utama ibadah haji di Tanah Suci adalah meraih haji mabrur, dan itu harus dicapai dengan kondisi fisik yang prima. Oleh karena itu, imbauan tegas ini diharapkan dapat menekan angka kematian jemaah di tahun ini.