RADARNESIA.COM – Kerugian langsung di sektor-sektor vital di Jalur Gaza telah melampaui 70 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.534) pascaoperasi militer Israel yang berlangsung dua tahun, demikian dilaporkan kantor media yang dikelola Hamas di Gaza pada Jumat (10/10).
Ismail al-Thawabta, direktur kantor media tersebut, mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa perang telah mengakibatkan kerusakan yang luas pada infrastruktur sipil, serta pada sektor kesehatan, pendidikan, perumahan, dan layanan publik.
Sejak 7 Oktober 2023, sekitar 77.000 orang tewas atau hilang, termasuk lebih dari 67.000 kematian yang terkonfirmasi di rumah-rumah sakit, dan sekitar 170.000 lainnya luka-luka, kata al-Thawabta.
Ia menambahkan bahwa lebih dari 6.700 warga Palestina, termasuk tenaga kesehatan dan pekerja media, masih ditahan di penjara-penjara Israel.
Dia menambahkan bahwa setidaknya 38 rumah sakit dan puluhan pusat kesehatan serta ambulans hancur, menyebabkan apa yang dia gambarkan sebagai “keruntuhan total” pada sektor kesehatan.
Di sektor pendidikan, sekitar 670 sekolah dan 165 universitas dan institusi pendidikan rusak, sementara lebih dari 13.500 pelajar, 830 guru, dan 190 akademisi tewas, ungkap pejabat itu.
Di sektor perumahan, al-Thawabta mengatakan sekitar 300.000 unit rumah hancur total dan 200.000 lainnya rusak berat atau rusak sebagian, menyebabkan sekitar 2 juta orang terpaksa mengungsi. Sebagian besar di antaranya kini tinggal di tenda-tenda tanpa kebutuhan dasar yang memadai.
Blokade yang diberlakukan di Gaza juga menyebabkan apa yang disebutnya sebagai “krisis kelaparan yang parah”, karena perlintasan ke Gaza ditutup selama lebih dari 600 hari, sehingga menghambat masuknya ratusan ribu truk yang mengangkut bantuan dan barang kebutuhan.
Al-Thawabta mengatakan sekitar 460 orang meninggal akibat kelaparan dan malanutrisi, sementara 2.600 orang lainnya tewas saat mencoba mendapatkan bantuan kemanusiaan.
Dalam sebuah pernyataan terpisah, kantor media tersebut mengimbau warga untuk bekerja sama dengan otoritas setempat dan organisasi kemanusiaan selama tahap “pemulihan dan rekonstruksi”, yang akan berfokus pada penyediaan kebutuhan dasar, termasuk makanan, obat-obatan, tempat tinggal, dan layanan publik.
Sementara itu, Mahmoud Basal, juru bicara Pertahanan Sipil di Gaza, mengatakan bahwa tim-tim penyelamat telah menemukan sedikitnya 81 jenazah dari bawah reruntuhan sejak kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku sebelum Jumat siang waktu setempat.
Hamas dan Israel pada Kamis (9/10) mencapai kesepakatan gencatan senjata setelah tiga hari melakukan perundingan intensif yang dimediasi oleh Mesir, Qatar, Turki, dan Amerika Serikat.
Tahap pertama dari rencana perdamaian tersebut meliputi penarikan Israel dari Gaza City, Jalur Gaza bagian utara, Rafah, dan Khan Younis, pembukaan lima perlintasan untuk masuknya bantuan kemanusiaan, serta pembebasan para sandera dan tahanan.